Nationalgeographic.co.id–Langkah kaki saya berhenti sejenak di hadapan Singapore Oceanarium untuk sekadar memandangi bangunan megah itu. Kompleks akuarium raksasa dengan atap melengkung itu belum selesai dipugar sepenuhnya. Masih ada pagar-pagar pembatas pekerjaan konstruksi di area depannya. Namun saya beruntung bisa memasukinya pada pekan lalu dan menyaksikan keajaiban arsitektur yang berpadu dengan seni dan sains kelautan.
Singapore Oceanarium akan dibuka secara terbatas pada 23 Juli 2025 dan akan dibuka untuk publik pada 24 Juli 2025. Sejatinya, akuarium raksasa yang berada di Resorts World Sentosa, Singapura, ini merupakan hasil pemugaran S.E.A. Aquarium setelah 12 tahun beroperasi. Hasilnya, Singapore Oceanarium memiliki ukuran tiga kali lebih besar daripada S.E.A. Aquarium dan menampung lebih dari 40.000 hewan laut, antara lain pari manta yang anggun serta hiu kepala martil yang kharismatik.
Di dalam kompleks ini, ada 22 zona kehidupan laut yang diklaim lebih memukau dan mengundang decak kagum dibanding tampilan akuarium sebelumnya. Di sana, pengunjung bisa menjelajahi dunia bawah laut dari perairan dangkal hingga laut dalam. Pengunjung juga bisa menjelajahi lautan dalam berbagai periode waktu, dari era prasejarah hingga masa kini.
"Lebih dari sekadar nama baru, Singapore Oceanarium mewakili transformasi yang berani menjadi lembaga kelautan kelas dunia yang menginspirasi pengetahuan, cinta, dan aksi yang lebih dalam untuk lautan kita," kata juru bicara Resorts World Sentosa.
Sementara itu CEO Resorts World Sentosa, Lee Shi Ruh, mengatakan, "Kami mengundang para pengunjung untuk menjelajahi ruang transformatif, di mana ilmu pengetahuan berpadu dengan keajaiban, menghadirkan momen yang mampu menumbuhkan pengetahuan, cinta, dan aksi nyata untuk laut."
Kisah Fosil Hidup dari Maluku dan Legenda Laut dari Labuan Bajo
Setiap kali sedang berada di luar negeri, mata saya selalu berbinar-binar saat tak sengaja menemukan hal-hal yang berkaitan dengan Indonesia. Bertemu orang Indonesia, menjumpai makanan khas Indonesia, hingga melihat produk atau kekayaan dari Nusantara. Begitu pula saat saya mengunjungi Singapore Oceanarium.
Sebanyak 22 zona kehidupan laut di Singapore Oceanarium dilengkapi dengan platform-platform interaktif yang bisa pengunjung manfaatkan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih berkesan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kehidupan laut kita di masa lalu maupun di masa kini. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah layar interaktif di sebuah zona yang menampilkan informasi mengenai ikan purba coelacanth. Ikan ini sebelumnya diyakini telah punah hingga kemudian ditemukan lagi di perairan Kepulauan Komoro, Afrika, serta perairan Indonesia.
Di Indonesia, ikan yang berjuluk fosil hidup ini diketahui masih hidup di perairan Sulawesi Utara, Raja Ampat, hingga pesisir utara Papua. Baru-baru ini, dalam makalah studi baru yang terbit di jurnal Scientific Reports pada April 2025, ikan coelacanth dinyatakan juga ditemukan di perairan Maluku Utara.
Baca Juga: Berlibur ke Adventure Cove Waterpark dan Rekor-Rekor yang Menyertainya
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR