Mempelai Wanita Minta Cerai Setelah 3 Menit Menikah, Apakah Hubungan Seperti Ini Berdampak pada Kesehatan?

By Gregorius Bhisma Adinaya, Selasa, 12 Februari 2019 | 10:02 WIB
Ilustrasi pernikahan yang kandas. (mofles/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Beberapa hari ini jagat maya ramai akan pemberitaan sebuah pernikahan yang berlangsung sangat singkat, tiga menit. Ya, Anda tidak salah membaca. Setelah resmi menikah, tiga menit kemudian sang istri meminta untuk bercerai.

Melansir DailyMail, Selasa (12/2/2019), hal ini disebabkan oleh sebuah insiden yang dialami sang mempelai wanita. Setelah menandatangani kontrak pernikahan di hadapan hakim dan berjalan ke luar, sang mempelai wanita tersandung hingga jatuh.

Bukannya menolong, mempelai pria pun justru menertawakannya dan mengatakan bahwa pasangannya teledor dan bodoh. Mempelai wanita saat itu juga meminta kepada sang hakim untuk bercerai. Pernikahan yang baru berjalan singkat di Kuwait ini pun kandas.

Baca Juga : Filofobia, Ketika Seseorang Takut untuk Mencintai dan Dicintai

Bercermin pada peristiwa di atas, bagaimana sebaiknya sebuah hubungan pernikahan dijaga? Apakah komunikasi yang dilakukan oleh mempelai pria di atas tepat?

Dalam menjalin hubungan rumah tangga, komunikasi adalah hal yang penting. Antara suami dan istri harus mampu membangun komunikasi yang baik agar terjalin hubungan harmonis dalam rumah tangga.

Bila komunikasi tidak berjalan dengan baik, hal ini dapat memicu berbagai permasalahan dalam rumah tangga. Permasalahan ini nantinya akan berdampak pada hubungan yang tidak harmonis.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti University of Nevada dan University of Michigan mengungkapkan bahwa pernikahan yang buruk akan berdampak pada kesehatan. Hasil ini didapat setelah para peneliti memantau 373 pasangan untuk membuktikan hal tersebut.

Mempelai wanita yang gugat cerai istrinya setelah menikah selama tiga menit. (Youtube/Hotnews)

“Kami mengikuti pasangan yang sudah menikah selama 16 tahun pertama pernikahan dan membandingkan kesehatan antara pasangan yang memiliki banyak konflik dengan pasangan dengan sedikit konflik,” ucap Rosie Shrout, salah satu peneliti.

Para partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan seputar kesehatan mereka. Pertanyaan yang diberikan bermacam-macam, seperti apakah kesehatan mereka mengganggu pekerjaan, apakah mereka cukup sehat untuk melakukan aktivitas, apakah tidur mereka terganggu, apakah mereka selalu gelisah, dan apakah mereka meraakan sakit kepala.

Dari jawaban yang dikumpulkan, konflik dalam hubungan pernikahan dapat menyebabkan kerusakan respons dalam tubuh, perubahan nafsu makan, dan peningkatan hormon stres dalam jangka panjang. Hubungan yang tidak harmonis juga dapat memengaruhi kinerja jantung hingga sistem kekebalan.