Nationalgeographic.co.id - "Maaf" merupakan salah satu kata yang sulit untuk dikatakan. Karina Schumann, peneliti sekaligus psikolog dari Pittsburgh University, menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang membuat seseorang sulit mengucapkan kata maaf.
Apa sajakah itu?
Baca Juga : Senyawa Plastik Ditemukan Pada Telur Burung di Pedalaman Arktika
Yang pertama karena rendahnya rasa peduli terhadap hubungan yang terjalin antara yang bersalah dengan korban.
Sementara untuk alasan kedua, pelanggar biasanya takut citra dirinya akan rusak ketika meminta maaf, apalagi jika ia dikenal sebagai orang baik.
Dan yang terakhir, permintaan maaf tidak disampaikan karena orang yang mengatakannya takut jika usaha tulusnya ditolak. Banyak orang merasa pesimis mengenai apakah mereka akan dimaafkan atau tidak.
Padahal, permintaan maaf dapat membuat korban merasa lebih dihargai. Kata 'maaf' juga terbukti ampuh mengurangi rasa kesal dan mengubah penilaian negatif sehingga kesempatan untuk dimaafkan biasanya lebih besar.
Baca Juga : Ingin Merasa Lebih Bahagia? Cobalah Mengenal Diri Anda Sendiri
Schumann dan partnernya Edward Orehek, sebelumnya telah melakukan penelitian terkait hubungan dekat dan permintaan maaf.
Sebanyak 81 mahasiswa terlibat dalam studi tersebut dan mereka ditempatkan pada kondisi di mana harus meminta maaf kepada temannya.
Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kedekatan seseorang mempengaruhi cara meminta maaf. Jika hubungan tidak terlalu dekat, orang yang bersalah cenderung akan membenarkan perbuatannya dengan berbagai alasan, menyalahkan korban, bahkan mengelak atas perbuatannya.