Nationalgeographic.co.id - Pusat penelitian Pew Research Center di Amerika telah melakukan survei ke lebih dari 20 negara terkait hubungan antara agama dan rasa bahagia seseorang.
Survei tersebut dilakukan pada tiga kelompok partisipan: kelompok aktif beragama (memiliki agama dan aktif kegiatan keagamaan), tidak aktif beragama (memiliki agama tapi tidak terlalu aktif kegiatan keagamaan), dan tidak beragama (yang tidak percaya agama).
Baca Juga : Lima Alasan Mengapa Media Sosial Memengaruhi Kesehatan Mental Kita
Hasilnya menunjukkan, hampir separuh orang yang mengaku bahagia adalah mereka yang masuk dalam kategori aktif beragama. Ini mungkin terjadi karena agama dianggap dapat membantu mengurangi perasaan kesepian atau sedih pada seseorang.
Misalnya, seseorang yang memiliki konflik dengan sekitarnya akan menjaga jarak, bahkan terputus secara sosial. Di sinilah peran Tuhan dianggap sebagai faktor penyeimbang bagi hubungan komunikasi yang tidak dimiliki orang tersebut.
Meski begitu, berdasarkan data dari Pew, orang-orang yang percaya pada agama juga cenderung tergabung dalam sebuah komunitas. Di Amerika, 58% orang beragama paling tidak aktif dalam sebuah komunitas atau kegiatan sukarelawan yang tidak berkaitan dengan keagamaan.
Baca Juga : 5 Mutasi Gen Teraneh yang Terjadi pada Manusia
Menurut peneliti, adanya hubungan kedekatan dengan Tuhan dapat membuat seseorang lebih peka dalam mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Juga mengurangi stres dan memberikan motivasi hidup.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR