Nationalgeographic.co.id – Senyawa plastik yang ditemukan di dalam telur burung laut yang tinggal di pedalaman Arktika, menjadi bukti terbaru dari kontaminasi limbah yang sudah mencapai ujung planet kita.
Para ilmuwan khawatir dengan jejak ftalat, zat kimia pengganggu hormon yang telah dilarang penggunaannya tersebut. Ftalat sendiri memang kerap ditemukan pada beberapa produk plastik. Kontaminasi pada burung laut mungkin terjadi ketika ia mengonsumsi tutup botol atau puntung rokok yang dikira sebagai makanannya.
Baca Juga : Larangan Merokok Singapura Sebagai Langkah Mengurangi Polusi Udara
Sementara telur yang mengandung ftalat diambil dari burung fulmar utara yang tinggal di sebuah pulau di Lancaster Sound, 100 mil jaraknya dari permukiman penduduk terdekat.
Dalam studi ini, Dr Jennifer Provencher dari Canadian Wildlife Service, menguji telur-telur dari lima fulmar. Mereka menemukan ftalat di salah satu telur, dan mengingatkan bahwa masalahnya kemungkinan jauh lebih luas.
“Padahal, telur ini diambil di wilayah dengan tingkat akumulasi plastik terendah,” kata Provencher.
Jika sampel koloni fulmar diambil dari North Sea, di mana kadar konsumsi plastik lebih tinggi, mungkin hasilnya lebih parah dan dramatis.
Dalam studi lainnya, Dr Provencher dan rekannya, kembali meneliti telur burung fulmar dan kittiwakes hitam. Mereka menemukan jejak bahan kimia lain yang biasa disebut stabilisator dan antioksidan UV.
“Kami juga coba melihat populasi lain. Apakah mereka memiliki bahan kimia yang sama. Ternyata kami menemukan beberapa kontaminan turunan plastik yang ditransfer secara maternal ke telur. Sangat tragis,” papar Provencher.
Saat burung mengonsumsi sampah plastik, kadang itu terlalu besar untuk melewati saluran pencernaan. Pada akhirnya, sampah plastik tadi, bertahan di perut burung dan menyebarkan senyawa kimia pada telur yang mereka produksi.
Baca Juga : Tak Sengaja Tertelan, Perangkat USB Ditemukan Pada Kotoran Anjing Laut
Para peneliti saat ini tidak hanya khawatir pada dampak langsung plastik yang dikonsumsi hewan dan dapat ‘mencekik’ mereka, tapi juga efek turunannya yang mampu menyebabkan kematian–seperti pengaruh ftalat pada telur-telur burung.
Studi terbaru telah menemukan fakta bahwa senyawa dari plastik yang tersebar di tubuh hewan dapat mengubah perilaku mereka sehingga lebih rentan untuk diserang predator.
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR