Mengapa Orang Percaya dengan Kekuatan Gaib? Ini Penjelasan Ilmiahnya

By National Geographic Indonesia, Minggu, 24 Februari 2019 | 10:00 WIB
Ilustrasi dunia yang tidak nyata. (Anastasia_Aleksieieva/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Membaca pikiran dan kemampuan memprediksi masa depan bukanlah keterampilan yang sering diasosiasikan dengan ras manusia. Namun, penelitian menunjukkan banyak orang benar-benar percaya terhadap keberadaan kekuatan supernatural.

Kejadian tertangkapnya cenayang penipu selama ini belum melemahkan kepercayaan orang terhadap mereka. Sudah ada beberapa kasus bersejarah. Di Hongaria, seorang dukun bernama Lajos Pap, ditemukan memalsukan penampakan binatang dalam pemanggilan arwah. Di Amerika Serikat, James Hydrick, seorang yang mengaku-ngaku cenayang, ditemukan sebagai penipu. Dia mengaku demonstrasi paranormalnya adalah tipuan yang dipelajari di penjara.

Contoh kasus besar lainnya melibatkan pendeta terkenal di televisi, Peter Popoff. Istrinya menggunakan pemancar nirkabel untuk memberitahukan Popoff lewat perangkat telinga informasi soal peserta khotbah. Popoff mengaku mendapat informasi tersebut dengan cara paranormal dan menjadi terkenal dengan membawakan acara televisi nasional, di mana dia terlihat melakukan pengobatan ajaib kepada penontonnya.

Baca Juga : Lima Tempat Terbaik Untuk Menyaksikan Langit Indah Penuh Bintang

Namun, dengan banyaknya kasus di atas, masih banyak orang yang percaya dengan kemampuan supernatural. Menurut survei US Gallup, contohnya, lebih dari seperempat jumlah populasi percaya manusia memiliki kemampuan supernatural seperti telepati dan kewaskitaan.

Yang percaya

Laporan terbaru mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa orang terus percaya dengan kekuatan supernatural. Penelitian ini menguji orang-orang yang percaya dan orang-orang yang skeptis dengan tingkat pendidikan dan performa akademik yang sama. Riset ini menemukan bahwa orang yang percaya dengan kekuatan gaib berpikir kurang analitis. Ini berarti mereka cenderung menafsirkan dunia dengan perspektif personal subjektif dan gagal menimbang informasi secara kritis.

Orang-orang yang percaya juga sering melihat klaim cenayang sebagai bukti yang membenarkan–terlepas dari dasar pembuktiannya. Kasus Chris Robinson dari Inggris, yang mendaku dirinya sebagai “detektif mimpi”, membuktikan hal ini.

Robinson mengklaim bahwa dirinya bisa memprediksi serangan teroris, bencana, dan kematian selebriti. Pernyataannya berasal dari bukti yang minim dan dipertanyakan. Pengujian yang dilakukan oleh Gary Schwartz dari Universitas Arizona memberikan dukungan untuk kemampuan Robinson, tetapi peneliti lain yang menggunakan metode pengujian yang sama gagal mendapatkan kesimpulan yang sama seperti Schwartz.

Kabur dan umum

Klaim cenayang sering dibuat umum dan tidak jelas—seperti meramalkan kejatuhan pesawat atau kematian selebriti—dan inilah bagian di mana banyak orang percaya dengan kemungkinan adanya kemampuan spiritual.

Hal ini diketahui sebagai efek Barnum, fenomena psikologi yang cukup umum di mana orang cenderung menerima deskripsi diri yang umum dan dan tidak jelas sebagai hal unik yang hanya berlaku bagi mereka.