Mengapa Orang Percaya dengan Kekuatan Gaib? Ini Penjelasan Ilmiahnya

By National Geographic Indonesia, Minggu, 24 Februari 2019 | 10:00 WIB
Ilustrasi dunia yang tidak nyata. (Anastasia_Aleksieieva/Getty Images/iStockphoto)

Satu penelitian menunjukkan orang-orang memberikan nilai dengan akurasi yang tinggi pada deskripsi diri yang seharusnya dibuat khusus untuk mereka tetapi sebenarnya cukup kabur dan umum hingga bisa berlaku juga bagi banyak orang lain. Hal ini berlaku pada pemain sirkus Phineas Taylor Barnum yang memiliki reputasi sebagai manipulator psikologi ulung.

(VeraPetruk/Getty Images/iStockphoto)

Mustahil dibuktikan

Banyak klaim cenayang juga tidak mungkin dibuktikan. Contoh klasik di Inggris adalah pendapat pesulap asal Israel Uri Geller yang mengklaim dirinya “menghendaki” bola bergerak dalam tendangan penalti Piala Eropa antara Inggris dan Skotlandia tahun 1996. Saat itu bola bergerak secara spontan dalam keadaan tidak terkontrol, membuat tendangan pesebakbola Skotlandia Garry McAllister meleset.

Ketika kemampuan cenayang diuji secara ilmiah, peneliti lainnya meragukan mereka. Hal ini terjadi ketika cenayan Inggris Derek Ogilvie membintangi dokumenter televisi tahun 2007 The Million Dollar Mind Reader. Investigasi menyimpulkan Ogilvie benar-benar percaya dirinya memiliki kekuatan untuk membaca pikiran bayi, tetapi sebenarnya dia tidak bisa melakukannya.

Dan ketika ilmuwan mendukung klaim cenayang, kritik biasanya berdatangan. Hal ini terjadi tahun 1970-an ketika fisikawan Russell Targ dan Harold Puthoff mempublikasikan artikel ilmiah dalam jurnal bergengsi Nature, yang mendukung anggapan Uri Geller benar-benar memiliki kemampuan supernatural.

Banyak psikolog, seperti Ray Hyman menyanggah ini—menyoroti kekeliruan besar dalam metodologi penelitian. Ini termasuk lubang di dinding laboratorium yang menghasilkan pemahaman terhadap gambaran yang secara fisik dilukis ulang oleh Geller secara “supernatural”.

Bukti beragam

Faktor lain yang mendukung kepercayaan dalam kemampuan supernatural adalah keberadaan penelitian ilmiah yang mendukungnya. Keberadaan penelitian-penelitian ini memberikan orang-orang yang percaya memiliki bukti bahwa kekuatan gaib benar-benar ada, tetapi mereka mengabaikan fakta bahwa penelitian yang diterbitkan sering dikritik dan penelitian serupa dibutuhkan agar dapat didapat kebenaran yang menyeluruh.

Contoh penting adalah satu artikel ilmiah yang dibuat oleh psikolog sosial Daryl Bem dalam Journal of Personality and Social Psychology. Penelitian tersebut mendukung adanya ramalan (kesadaran kognitif sadar) dan firasat (pemahaman afektif) terhadap kejadian di masa depan. Namun, peneliti lain gagal mendapatkan hasil yang sama.

Pola pikir

Jadi, meskipun ada bukti terjadinya pemalsuan dan penipuan—juga beragam bukti—orang-orang tetap akan percaya dengan fenomena supernatural. Memang, penelitian membuktikan satu dari tiga orang Amerika merasa mereka pernah mengalami kejadian supernatural—dan hampir setengah perempuan Amerika Serikat mengaku pernah merasakan kehadiran roh spiritual.

Baca Juga : Berkat Misi NASA, Kita Dapat Mengetahui Cuaca di Mars Setiap Harinya

Apakah ini berkaitan dengan kurangnya kemampuan analitis, pengalaman sebenarnya, atau hanya agar kehidupan di dunia sedikit lebih menarik, sepertinya orang-orang yang percaya akan terus percaya—walau sains membuktikan sebaliknya.

Neil Dagnall, Reader in Applied Cognitive Psychology, Manchester Metropolitan University dan Ken Drinkwater, Senior Lecturer and Researcher in Cognitive and Parapsychology, Manchester Metropolitan University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.