Nationalgeographic.co.id - Senin (4/3/2019) pukul 02.05 WIB Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari telah tutup usia di umur 55 tahun.
Pria yang kerap disapa 'Pakde' ini tak hanya ahli sebagai seorang geolog, tetapi juga membuat banyak tulisan mengenai bumi pada blog-nya "Dongeng Geologi".
Dilansir dari artikel Kompas.com yang tayang pada 10 Maret 2014, Rovicky menganggap Dongeng Geologi adalah pencapaian terbesarnya sebagai ahli geologi. Ia juga selalu menyempatkan waktunya untuk menjawab pertanyaan pembacanya kapan pun dan dimana pun.
Baca Juga : Langgar Kedaulatan Indonesia, 3 Kapal Ikan Vietnam Ditenggelamkan
Kepergiannya ini tentunya meninggalkan duka bagi para geolog lainnya seperti Daryono dan Surono. Dilansir dari Kompas.com, Daryono dan Surono memberikan obituari mengenai Pakde Dongeng Geologi itu.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono tidak hanya menganggap Rovicky sebagai seniornya, melainkan juga sebagai guru dan teman yang baik.
Pertemanan mereka berawal pascagempa Yogyakarta 2006, ketika Daryono sedang melakukan riset disertasi kerentanan gempa di Bantul untuk pendidikan S3-nya. Ketika itu, Daryono sering berdiskusi dengan Rovicky baik melalui SMS maupun surel.
Memiliki latar belakang geofisika, Daryono terdorong untuk selalu menggali ilmu geologi pada Rovicky karena pemahaman konsep geologinya yang melimpah.
Mengutip dari Kompas.com, Daryono berkata: "Beliau sangat open mind dan sangat fair. Kalau tahu akan satu hal, beliau akan share pengetahuannya saat itu juga dan menyempatkan diskusi, dan kalau belum tahu akan terus terang."
Hal lain yang dikagumi Daryono akan sosok 'Pakde' adalah ia menjadi pencerah ilmu geologi bagi masyarakat melalui karya tulisannya di Dongeng Geologi yang mudah dipahami masyarakat awam.
"Semoga ilmu yang diajarkan akan menjadi amal kebaikan yang dapat membahagiakan di alam keabadiannya. Selamat jalan Pak Rovicky, kami sangat kehilangan" ucap Daryono.
Tidak hanya Daryono, tetapi ahli Vulkanologi Indonesia Surono juga mengagumi sosok Pakde. Surono salut dengan tulisan-tulisan Rovicky karena hal yang sulit untuk dipahami bisa dijelaskan sedemikian rupa.