Penelitian: Orang Eropa Pernah Gemar Mengonsumsi Hewan Pengerat

By Gregorius Bhisma Adinaya, Selasa, 5 Maret 2019 | 12:59 WIB
Vole (Clethrionomys glareolus), hewan pengerat seperti tikus. (CreativeNature_nl/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Apa respons Anda ketika melihat foto di atas ini? Sebagian besar orang mungkin akan merasa jijik atau "geli". Namun tahukah Anda, 5.000 tahun lalu orang Eropa mengonsumsi vole, hewan pengerat kecil yang menyerupai tikus tersebut.

Menggelikan? Setidaknya hal tersebut adalah hasil dari sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science. Penelitian tersebut mengungkap bukti pertama yang menunjukkan bahwa orang Eropa kuno mengkonsumsi vole sekitar 5.000 tahun lalu.

Baca Juga : Penjelajah Temukan Jalur Misterius di Dasar Great Blue Hole Belize

“Tulang belulangnya sering ditemukan di situs-situs arkeologi tua di Eropa, tetapi tidak ada yang pernah meneliti mengapa hewan pengerat itu ada di sana. Mungkin karena saat ini, tikus bukan lagi menjadi sumber makanan di Eropa,” ujar Jeremy Herman, ahli biologi di National Museums of Scotland di Edinburgh.

Penelitian bermula ketika para peneliti mengumpulkan hampir 60.000 tulang belulang mamalia kecil dari pemukiman Skara Brae, pulau terbesar Kepulauan Orknay di Skotlandia.

Skara Brae terdiri dari sisa-sisa delapan rumah batu dan dihuni pada paruh kedua Zaman Batu, sekitar 3180 SM-2500 SM.

Studi sebelumnya menunjukkan adanya dua jenis hewan pengerat yang hidup di antara masyarakat Skara Brae, yakni tikus kayu dan vole orkney, jenis yang banyak ditemukan di Eropa. Namun tidak ada penelitian lebih lanjut tentang bagaimana populasi hewan pengerat itu berinteraksi dengan manusia.

Penelitian menjadi lebih menarik ketika para peneliti menemukan jejak adanya pembakaran pada sebagian tulang. Bagi peneliti, hal ini menunjukkan bahwa hewan tersebut pernah dipanggang. “Cara hewan-hewan itu terbakar cukup jelas, segerombolan hewan tersebut terjebak di dalam bara api,” ujar Herman.

Lebih lanjut, peneliti mengatakan—berdasarkan jumlah tulang yang ditemukan—bahwa hewan pengerat bukanlah makanan utama bagi penduduk Skara Brae. Namun, hal tersebut menjadi petunjuk yang cukup bahwa para penduduk terbiasa memakan hewan itu, setidaknya kadang-kadang.

“Kemungkinan orang-orang Skara Brae memakannya sebagai camilan, atau ketika dalam masa-masa sulit,” ungkapnya. Atau mungkin juga, kata Herman, anak-anak menangkap hewan tersebut kemudian memanggangnya.

Baca Juga : Umur Lebih Panjang dan Hidup Sehat dengan Menu Makanan Jepang

Penduduk Skara Brae sebagian besar adalah petani yang juga memelihara sapi dan domba sebagai hewan ternak. Herman mengatakan, sumber makanan utama mereka kemungkinan berasal dari hasil tani, hewan ternak, atau kerang.

Ia menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa penduduk tersebut mengkonsumsi mencit. “Vole sedikit lebih besar dibanding mencit, tetapi kami tidak tahu mengapa para penduduk lebih memilih vole. Mungkin karena rasanya lebih enak," kata Herman.

Peneliti berharap, studi selanjutnya dapat meneliti hubungan interaksi antara manusia dan hewan pengerat di situs Neolitik lain di kawasan Eropa.