Mengapa Banyak Anak Muda yang Menjadi Perfeksionis Saat Ini?

By National Geographic Indonesia, Jumat, 8 Maret 2019 | 11:03 WIB
Perfeksionisme sering berkembang saat di usia anak-anak, yang disebabkan oleh pengasuhan oleh orang tua. (torwai/Getty Images/iStockphoto)

Menghargai anak sesuai dengan jati diri mereka dapat membebaskan mereka dari kecemasan nantinya. (Bearinmind/Getty Images/iStockphoto)

Orang tua sebaiknya tidak terlalu mengendalikan anak-anak mereka, tidak terlalu kritis, dan tidak terlalu melindungi anak-anak mereka. Orang tua perlu mengajarkan anak-anak mereka untuk memaklumi kesalahan mereka dan mengambil pelajaran darinya sambil bahwa menekankan kerja keras dan disiplin lebih penting daripada mengejar kesempurnaan yang tidak realistis.

Kasih sayang tanpa syarat–yaitu ketika orang tua menghargai anak-anak bukan hanya dari kinerja, peringkat, atau penampilan mereka–tampaknya menjadi obat penangkal yang baik untuk perfeksionisme.

Baca Juga : Empat Makanan Tradisional Dunia yang Mungkin Bisa Ciutkan Nyali Anda

Perfeksionisme adalah sebuah mitos dan media sosial adalah penyebar mitos ini. Kita perlu mengajarkan bersikap skeptis terhadap kehidupan yang “terlihat sempurna” yang dipromosikan melalui media sosial dan juga iklan media mainstream. Gambar yang tidak realistis yang diperlihatkan melalui foto belanja, make-up, dan filter akan menjadi tidak menarik setelah Anda mengetahui bahwa hal tersebut bukan kenyataan.

Simon Sherry, Professor, Clinical Psychologist, and Director of Clinical Training in the Department of Psychology and Neuroscience, Dalhousie University dan Martin M. Smith, Lecturer in Research Methods, York St John University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.