Merasa Seperti Sedang Diawasi Seseorang? Inilah Penjelasan Ilmiahnya

By Gregorius Bhisma Adinaya, Jumat, 15 Maret 2019 | 06:50 WIB
Ilustrasi seseorang yang tengah mengawasi kita. (cyano66/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Ketika sedang berada di suatu tempat dan melakukan sesuatu, tidak jarang kita merasa seperti ada yang sedang mengawasi kita. Apakah Anda pernah merasakannya? Seakan-akan kita memiliki kemampuan yang dimiliki oleh Spiderman dengan spidersense-nya.

Apakah yang sebenarnya terjadi ketika kita merasakan hal tersebut? Apakah memang kita memiliki kemampuan khusus yang tidak disadari? Atau hanya sekadar rasa tanpa alasan saja?

Otak manusia diprogram untuk mengunci pandangan. Hal ini menunjukkan sistem penyebaran kerja jaringan dalam otak yang hanya didedikasikan untuk memproses sebuah tatapan.

Baca Juga : Jigokudani, 'Lembah Neraka' di Hokkaido, Tertarik Mengunjunginya?

Sebelumnya, para ilmuwan telah mengidentifikasi dan menemukan respon pada kelompok khusus dalam jaringan otak kera, terutama ketika mereka tidak melakukan tatapan langsung pada sejenisnya.

Kita juga seringkali terikat dengan persepsi tatapan. Ada sebuah mekanisme yang berfungsi untuk mendeteksi mata dan pergerakan perhatian kita.

Bukan hanya otak yang secara khusus bekerja untuk menggambarkan sebuah tatapan. Mata kita tanpa terkecuali juga terbentuk untuk menangkap perhatian dan dengan mudah mengungkapkan arah tatapan tersebut.

Ada area di sekitar pupil mata berukuran besar dan seluruhnya berwarna putih. Keberadaannya memudahkan kita untuk melihat arah tatapan seseorang. Keadaan yang kontras justru dimiliki oleh hewan.

Pupil mata hewan hampir mencakup seluruh wilayah bola matanya. Hal tersebut dianggap sebagai bagian dari adaptasi, dimana ia menyamarkan matanya dari para predator. Dengan begitu, mereka akan mampu menyembunyikan arah tatapan dari hewan yang berpotensi menjadi pemangsa.

Tatapan mata manusia dioptimalkan untuk memudahkan pendeteksian. Seringkali kita menggunakannya ketika seseorang melihat ke arah kita. Contohnya, jika seseorang duduk berseberangan dengan kita di kereta, kita akan mampu menerima arah tatapan mereka tanpa harus melihatnya secara langsung.

Bagaimana dengan perasaan ketika seseorang di luar cakupan pandangan kita, seperti seseorang di belakang, tengah memperhatikan kita? Apakah "sensor" seperti itu sungguh benar terjadi?

Baca Juga : Video Seorang Fotografer Nyaris Ditelan Paus Saat Tengah Memotret Hiu

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa 94 persen orang mengaku pernah mengalami perasaan seolah ada mata yang memandangi mereka. Ketika membalikkan badan, mereka menemukan bahwa ada seseorang yang memang tengah melihat mereka.

Bias memori ikut bermain dalam fenomena ini. Jika kita merasa seperti tengah diperhatikan, dan membalikkan tubuh untuk memeriksa sosok yang tengah melihat kita, kemungkinan mereka menyadari pergerakan tubuh kita dan secara reflek menatap kita.

Ketika mata kita saling bertemu, kita kemudian berasumsi bahwa sosok tersebut sedang memperhatikan kita. Situasi ini seringkali terjadi ketimbang ketika kita membalikkan tubuh dan menemukan tak ada seorang pun yang melihat ke arah kita.

Jika suatu hari kita berpikir bahwa seseorang yang tak terlihat tengah memperhatikan kita, mungkin saja pikiran tengah mempermainkan kita, meskipun rasanya begitu nyata.