Yang Terjadi Setelah Delapan Tahun Bencana Nuklir Fukushima di Jepang

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 15 Maret 2019 | 12:02 WIB
Gempa dan tsunami besar pada 2011 menyebabkan bencana nuklir Fukushima. (RyuSeungil/Getty Images)

Hal yang sama terjadi pada populasi serangga. Jumlah mereka menurun dan beberapa mengalami mutasi berbahaya. Namun, hasil pengamatan ini masih jauh dari kata selesai karena peneliti masih mencari tahu kebenaran dan perkembangannya.

Tim ilmuwan telah melakukan dekontaminasi di perairan terdekat, tapi mereka gagal menghilangkan isotop radioaktif yang paling berbahaya. Hasil studi menunjukkan bahwa pasir di sepanjang garis pantai juga terkontaminasi.

Meski begitu, proses dekontaminasi fasilitas, perairan, dan area sekitar akan terus dilaksanakan. Upaya ini cukup menantang sehingga harus dilakukan dengan benar.

Baca Juga : Bisakah Manusia Bertahan Hidup Tanpa Tidur? Ini Penjelasannya

Tim berencana menghapus kontaminasi tanah yang melepaskan lebih dari 1 milisievert radiasi per tahun. Padahal, angka tersebut merupakan batas dosis tahunan. Diketahui bahwa sekitar 4 sieverts radiasi mampu membunuh seseorang.

Penonaktifan stasiun tenaga nuklir diperkirakan akan berlangsung selama beberapa dekade. Sementara itu, pembersihan bahan bakar di tiga reaktor yang mengalami kehancuran inti diperkirakan akan dimulai pada 2021.

Pembuatan sarkofagus yang sedang dilakukan di Chernobyl pun disarankan unttuk diterapkan di Fukushima. Meski pemerintah setempat belum berencana melakukannya tapi peneliti mengatakan seluruh fasilitas nuklir Fukushima harus diperkuat sehingga bisa lebih tangguh jika dihantan bencana alam ekstrem lainnya.