Dengan adanya beberapa fenomena di atas, maka 5 hari hingga seminggu kedepan curah hujan diprediksi masih cukup tinggi di Papua. "Dalam kurun waktu lima sampai tujuh hari kedepan hujan masih akan mengguyur Jayapura dengan intensitas sedang hingga lebat dari malam hingga dini hari. Kami himbau masyarakat untuk tetap waspada dengan kondisi cuaca tersebut," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat berkunjung ke Posko Induk Banjir Sentani di Kompleks Bupati Jayapura, Gunung Merah, Kamis (21/3).
Selain Siklon Tropis Trevor, kata Dwikorita, di selatan Nusa Tenggara Timur juga sedang muncul Siklon Tropis Veronica. Meskipun jaraknya sekitar 600 kilometer dari pantai NTT, fenomena ini dapat berdampak pada pertumbuhan awan hujan yang signifikan di wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT serta ketinggian gelombang laut yang mencapai 4 - 6 meter di perairan selatan Jawa hingga NTT.
Alarm peringatan dini banjir bandang
Menurut Dwikorita, ada sejumlah tanda yang bisa menjadi alarm peringatan dini saat terjadinya banjir bandang. Di antaranya, air sungai yang tiba-tiba berwarna keruh atau mengalir bersama lumpur, pasir, serta ranting dan batang kayu.
"Selain waspada banjir bandang, masyarakat juga harus waspada terhadap ancaman tanah longsor dan angin kencang," ungkap dia.
Baca Juga : Sekolah Mangrove, Bentuk Perjuangan Melestarikan Lingkungan di Pesisir Indramayu
Terjadinya perubahan lahan di lereng dan kaki Gunungan Cyclop secara tidak terkendali, semakin memperparah kejadian banjir bandang.
"Hal tersebut dikhawatirkan mengakibatkan makin berkurangnya vegetasi yag menahan aliran air dari atas. Meski di hilir tidak hujan, hujan di hulu ditambah kondisi lereng yang rapuh tentu menjadi pemicu longsoran," tuturnya.
"Semoga Sentani Jayapura dapat segera bangkit dan kepada seluruh korban diberikan ketabahan dan keikhlasan dalam menerima cobaan ini. Pemerintah bersama Papua," imbuhnya. Artikel ini pernah tayang di Kompas.com, penulis: Gloria Setyvani Putri. Baca artikel sumber.