Setelah Titik Terdalam Lautan, Mikroplastik Kini Ditemukan di Pegunungan Terpencil

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 18 April 2019 | 13:54 WIB
Pegunungan Pyrenees. (PedroSV/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Potongan plastik kecil benar-benar ada di mana-mana, mulai dari titik terdalam di lautan hingga tubuh manusia.

Dan kini, mikroplastik juga ditemukan pada puncak tertinggi gunung yang sulit untuk ditaklukkan. Lebih parahnya lagi, ada cukup banyak mikroplastik yang ditemukan di sana.

Saat mempelajari ketinggian Pyrenees–wilayah pegunungan yang membentuk perbatasan alami antara Prancis dan Spanyol–para peneliti menemukan 365 potongan kecil plastik yang muncul di setiap meter persegi tanah setiap harinya.

Baca Juga : Perjuangan Desa Doudo Bangkit dari Kekeringan dan Menjadi Desa Nan Asri

Meskipun area tersebut tidak ditinggali manusia– terletak tujuh kilometer dari desa terdekat dan lebih dari 100 kilometer untuk mencapai kota–tapi nyatanya jumlah polusi mikroplastiknya mirip dengan yang ditemukan pada kota besar seperti Paris.

“Kami tidak menyangka studi ini justru mengungkap endapan mikroplastik dalam jumlah besar,” kata Gael Le Roux dari Toulouse’s EcoLab.

“Sangat mengkhawatirkan melihat begitu banyak partikel yang ditemukan di lapangan,” tambah Steve Allen, pemimpin penelitian dari University of Strathclyde.

Studi ini berlangsung selama lima bulan dan hasilnya dipublikasikan di Nature Geoscience. Dalam studi tersebut, para peneliti memfokuskan perhatian mereka pada potongan-potongan plastik kecil berukuran 10-15 mikrometer. (Sebagai perbandingan, ukuran rambut manusia sekitar 70 mikrometer).

Baca Juga : Banjir Tinja Manusia di Gunung Denali, Dampak Perubahan Iklim

Lalu, bagaimana mikroplastik bisa sampai ke pegunungan? Tampaknya, mereka menyebar melalui udara. Artinya, partikel plastik dari aktivitas manusia dapat mendaki hingga ke puncak pegunungan ‘paling murni’ dengan angin.

“Temuan kami yang paling signifikan adalah: mikroplastik terangkut oleh angin hingga mencapai lokasi pegunungan terpencil yang jauh dari kota besar mana pun. Bisa dibilang mikroplastik merupakan polutan atmosfer,” kata Deonie Allen, salah satu peneliti yang terlibat.

Dengan melihat pola aliran udara, para peneliti menemukan fakta bahwa beberapa mikroplastik telah terbang sejauh 100 kilometer untuk mencapai tujuan mereka. Semakin menunjukkan bahwa partikel ini dapat menemukan jalannya hingga ke daerah paling terpencil–bahkan yang tidak ditinggali manusia sekalipun.