Bagaimana Sejarah Telur dan Kelinci Paskah? Berikut Penjelasannya

By National Geographic Indonesia, Minggu, 21 April 2019 | 12:01 WIB
Telur Paskah, kue, dan lilin ditempatkan di luar Gereja Saint Michael di Vorkuta, Rus (Gerd Ludwig/National Geographic Creative)

Nationalgeographic.co.id - Paskah adalah hari raya umat Kristiani yang merayakan kebangkitan Yesus. Alkitab berkata bahwa Yesus wafat di kayu salib pada hari Jumat Agung dan hidup kembali tiga hari kemudian. Paskah dirayakan pada tanggal yang berbeda setiap tahun.

Berkaitan dengan itu, terdapat beberapa tradisi modern yang umum dilakukan. 

Mengapa ada telur Paskah

Banyak orang mungkin sibuk memakan telur cokelat di Paskah, tapi awalnya memakan telur tidak diizinkan oleh gereja selama seminggu menjelang Paskah (dikenal sebagai Pekan Suci). 

Baca Juga : Hikayat Rumah Perdesaan Milik Petinggi VOC di Palmerah

Jadi telur-telur yang diletakkan pekan itu disimpan dan dihiasi untuk membuat mereka sebagai 'telur Pekan Suci', untuk kemudian diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah. 

Masyarakat pada zaman Victoria mengadaptasi tradisi tersebut dengan telur karton yang ditutup kain satin dan diisi dengan hadiah Paskah. 

Kenapa telur Paskah terbuat dari cokelat? 

Telur cokelat pertama muncul di Prancis dan Jerman pada abad ke-19 tetapi rasanya pahit dan keras. 

Seiring dengan membaiknya teknik pembuatan cokelat, telur berlubang seperti yang ada dewasa ini dikembangkan. Telur cokelat pun dengan sangat cepat menjadi populer dan tetap populer hingga kini. 

Baca Juga : Natal Identik dengan Warna Merah dan Hijau, Apa Makna di Baliknya?

Kelinci Paskah itu apa?