Tetap Waspada, Cacar Monyet Memang Belum Ditemukan di Indonesia. Ketahui Cara Menghindarinya

By , Kamis, 16 Mei 2019 | 17:04 WIB
Cacar monyet (monkeypox). (straitstimes.com via Tribun-Bali.com)

Selain itu, menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi dan menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat) juga bisa dilakukan untuk mencegah tertular monkeypox.

"Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala cacar monyet," ujar Anung. Dia mengatakan, beberapa gejala cacar monyet yang perlu diperhatikan setelah pulang dari daerah endemik monkeypox antara lain demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.

Baca Juga: Menyedihkan, Video Ini Tunjukkan Badak yang Sekarat Setelah Culanya Dipotong

Terjadi Pertama Kali di Singapura, Ternyata Begini Gejala Penyakit Langka Cacar Monyet (Istock)

"Pasien juga harus menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya," kata Anung.

Kepada petugas kesehatan, Anung mengingatkan agar menggunakan alat pelindung, minimal sarung tangan dan masker saat menangani pasien atau binatang yang sakit.

Gejala dan tanda Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6–16 hari, tetapi dapat berkisar 5–21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas. Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, hingga mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang.

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14–21 hari. Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi. Kasus kematian bervariasi, tetapi kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.

Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox. Anung menegaskan monkeypox hanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium.

Baca Juga: Rupanya Tanaman Bintaro Punya Senyawa yang Dapat Menghentikan Denyut Jantung Kita

"Tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus monkeypox. Pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul," katanya.

Kejadian luar biasa

Monkeypox pernah menjadi KLB di beberapa wilayah. Pada 1970 terjadi kejadian luar biasa pada manusia pertama kali di Republik Demokratik Kongo. Pada 2003 dilaporkan kasus di Amerika Serikat akibat riwayat kontak manusia dengan binatang peliharaan prairie dog yang terinfeksi oleh tikus Afrika yang masuk ke Amerika. Pada 2017 terjadi kejadian luar biasa di Nigeria.

"Bulan Mei 2019 dilaporkan seorang warga negara Nigeria menderita monkeypox saat mengikuti lokakarya di Singapura. Saat ini pasien dan 23 orang yang kontak dekat dengannya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut," kata Anung.