Permen Karet Ini Menyimpan DNA Manusia Purba dari 10 Ribu Tahun Lalu

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 22 Mei 2019 | 13:24 WIB
Permen karet kuno yang ditemukan. (Stockholm University)

Nationalgeographic.co.id – Selama lebih dari 10 ribu tahun, sebuah permen karet kuno yang terbuat dari tar pohon birch, telah menyimpan memori pemukim manusia pertama Skandinavia.

Ditemukan pada 1990-an pada situs prasejarah di pesisir Swedia bernama Huseby Klev, tiga permen karet yang telah dikunyah ini terlewatkan begitu saja. Hingga beberapa tahun lalu, para peneliti mulai meneliti materialnya dan menemukan DNA manusia purba di sana.

Dan setelah lima bulan, para ilmuwan mempublikasikan hasilnya kepada khalayak umum.

“Butuh beberapa usaha keras hingga kami kewalahan. Kami menemukan ‘penelitian forensik’ yang hampir tak terduga ini, mengurutkan DNA darinya yang kira-kira diludahkan di lokasi sekitar 10 ribu tahun lalu,” kata Natalija Kashuba, wakil pemimpin penelitian yang berhubungan dengan The Museum of Cultural History.

Baca Juga: Masyarakat Kuno Amerika Gunakan Lima Jenis Narkoba untuk Ritual Penyembuhan

Berbentuk gumpalan dengan bekas gigi, para ilmuwan berhasil menemukan sisa air liur dari Zaman Batu. Mereka pun mengurutkan DNA manusia tertua dari wilayah tersebut.

Setiap permen karet diduga berasal dari satu individu: dua wanita dan satu pria. Dikelilingi oleh serutan bahan baku, situs tersebut kemungkinan digunakan untuk membuat alat-alat dan getah lengket merupakan bagian dari prosesnya.

“Bahan yang kami gunakan terbuat dari kulit kayu birch yang diketahui digunakan sebagai zat perekat pada alat-alat dari zaman Paleolitikum di banyak wilayah Eurasia,” papar peneliti.

(Stockholm University)

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil menghubungkan alat-alat yang diproduksi manusia purba ini dengan teknologi kuno–dibawa ke Swedia dari Eropa Timur.

Melalui data genom, peneliti menyatakan bahwa manusia purba ini sebenarnya lebih mirip secara genetik dengan kelompok pemburu-pengumpul dari Zaman Es Eropa.

Dengan kata lain, baik situs dan manusia purba berada di jalur arus migrasi barat dan timur yang pernah bersinggungan.