Nationalgeographic.co.id – Perbedaaan kepentingan dan pandangan tentu tak elok diselesaikan dengan cara bertikai, apalagi melancarkan perang. Kerugian bukan hanya metri, tetapi yang paling parah adalah kehancuran umat manusia dan peradabannya. biasanya dilakukan ketika ada dua kelompok yang bersebrangan atau berbeda kepentingan.
Perang mengerikan yang menelan banyak korban jiwa yang meletus karena diawali ketidaksepakatan antara kubu tertentu.
Perang juga terjadi ketika suatu kelompok ingin merebut sementara kelompok yang lain merasa harus mempertahankan kekuasaan.
Baca Juga: Kerap Alami Perang Antaragama dan Etnis, Anak-anak Pakistan Diajarkan Toleransi Lewat Boneka
Selain Perang Dunia yang melibatkan banyak negara, ada juga perang saudara.
Mungkin terdengar lebih ‘kalem’ dengan adanya kata ‘saudara’, tapi perang-perang saudara ini tak kalah mematikan dari Perang Dunia.
Biasanya perang saudara muncul karena perebutan kekuasaan atau kendali atas negara.
Dilansir dari The National Interest, inilah 5 perang saudara palng brutal sepanjang sejarah.
Baca Juga: Mantan Serdadu Perang Napoleon Singkap Naskah Pecahnya Tambora
1. Perang Saudara China
Pada 1927-1950, Tiongkok pernah dilanda perang saudara mematikan.
Perang Sipil Tiongkok itu membuat nasionalis Tiongkok dan gerakan komunis revolusioner saling bertempur ingin menjadi pemenang.
Pada akhirnya, kaum nasionalis di bawah Chiang Kai-shek dievakuasi ke Pulau Taiwan untuk melanjutkan sebagai Republik Tiongkok, sementara komunis di bawah Mao Tse-tung mendirikan Republik Rakyat China.
Akibat perang saudara ini, lebih dari delapan juta orang tewas. Sebagian besar warga sipil terbunuh karena penyakit, kelaparan, dan pembalasan yang dilakukan oleh satu pihak di daerah-daerah yang dianggap bersahabat dengan yang lain.
Fase awal perang saudara sebagian besar adalah pemberontakan oleh pasukan komunis Tiongkok melawan pemerintah nasionalis Tiongkok.
Awalnya komunis melakukan hanya bisa lolos dari kehancuran total setelah "Long March" ke tempat perlindungan di provinsi Shaanxi.
Namun setelah Perang Dunia II, ketika pasukan Soviet di Manchuria dan Korea menyerahkan senjata-senjata Jepang yang ditangkap.
Surplus senjata Soviet diserahkan ke pasukan Mao, keadaan berbalik dan nasionalis Tiongkok akhirnya dipaksa keluar dari daratan Tiongkok.
Baca Juga: Kota Cimahi Simpan Monumen Junyo Maru, Petaka Laut Perang Dunia Kedua