Mengunjungi Kota Meksiko Kecil yang Damai dan Merangkul Islam

By Lutfi Fauziah, Kamis, 6 Juni 2019 | 09:00 WIB
Sekelompok Muslim Sufi asal Spanyol mulai membangun masjid ini di kota San Cristobal de las Casas untuk menampung komunitas yang sedang tumbuh di Chiapas. (Giulia Iacolutti/National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Di Italia, negara asal fotografer Giulia Iacolutti, percakapan tentang islam berkisar pada ketakutan dan terorisme. Namun, ketika tiba di Meksiko, dia tak menemukan percakapan semacam itu.

Pada 2014, seorang profesor memperkenalkan Iacolutti kepada imam salah satu masjid yang muncul di sekitar kota Meksiko, rumah komunitas Muslim yang tengah tumbuh.

Selama setahun, ia membaur di rumah mereka, melakukan ritual dan pesta untuk sebuah proyek yang disebut Jannah, kata dalam bahasa Arab yang mewakili surga dalam Islam.

Nama proyek Iacolutti, Jannah, melambangkan surga dalam bahasa Arab. Surga dalam Quran digambarkan sebagai makanan, air, wanita cantik, dan kekayaan. (Giulia Iacolutti)

Baca Juga: Intip Maalula, Desa yang Masih Gunakan Bahasa Kuno Masa Yesus Kristus di Suriah

Islam masuk ke Meksiko sejak beberapa dasawarsa lalu, melalui imigran dari Lebanon dan Suriah. Bahkan, ada sekelompok Muslim Sufi Spanyol yang datang untuk memualafkan anggota revolusioner Zapatista di tahun 90-an.

Islam menyebar dengan cepat. Negara ini sekarang memiliki sekitar 5.270 Muslim—tiga kali lipat dari jumlah 15 tahun lalu, kata Iacolutti.

Seorang guru bahasa Arab mengajari mereka membaca Alquran dan beasiswa yang menawarkan kesempatan untuk belajar di Yaman.

Yalal yang berusia tiga belas tahun memiliki saudara laki-laki yang belajar di Yaman dengan beasiswa yang ditawarkan kepada komunitas Muslim di Meksiko. (Giulia Iacolutti)

Ramka yang berusia sebelas tahun menonton film tentang Perawan Maria saat Hari Raya Idul Adha. (Giulia Iacolutti)
 
Di Meksiko, yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, Iacolutti menemukan bahwa memiliki sistem kepercayaan lebih penting daripada mengikuti agama tertentu. Ia berbicara kepada seorang ibu beragama Katolik yang tidak ingin anaknya berpindah ke Islam, namun akan senang jika perpindahan itu mengilhami cara hidup yang lebih saleh.
 
"Di Meksiko lebih baik masuk Islam daripada di Eropa," kata Iacolutti. "Mereka tidak memikirkan teroris."

"Mereka ingin membangun identitas. Apa yang menyenangkan dari Islam adalah ajarannya membawa tindakan praktis dalam kehidupan sehari-hari: Anda harus beribadah lima kali sehari. Anda tidak boleh makan daging babi dan tidak boleh minum alkohol," tambahnya. 

Seorang anak berdoa di sebuah masjid di kota Las Nuevas Esperanzas. (Giulia Iacolutti)

Para mualaf mendorong pertumbuhan di Mexico City, sementara jumlah kelahiran dan keluarga besar memacunya di daerah pedesaan.