Tingkat Perburuan Gajah Afrika Berkurang 60%, Apa Alasannya?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 3 Juni 2019 | 11:59 WIB
Gajah afrika dengan lanskap Taman Nasional Serengeti, Tanzania. (Thinkstockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Menurut sebuah studi terbaru, tingkat perburuan gajah Afrika telah menurun 60% dalam enam tahun. Diduga penurunan ini berkaitan dengan larang perdagangan gading yang diterapkan Tiongkok pada 2017.

Dalam studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature Communications, tingkat kematian gajah akibat perburuan di sub-sahara Afrika, turun dari 10% pada 2011 menjadi kurang dari 4% pada 2017.

“Selama permintaan terus berkurang, angka perburuan liar juga akan menurun. Tren ini mengarah ke arah yang benar,” ujar Dr Coling Beale, pemimpin penelitian dari University of York.

Baca Juga: Tak Hanya di Tiongkok, Perdagangan Trenggiling Juga Terjadi di Semarang

Meski begitu, gambaran keseluruhannya masih suram. Diperkirakan ada sekitar 350 ribu gajah yang tersisa di benua tersebut, tapi 15 ribu diantaranya dibunuh oleh pemburu liar.

Jika ini terus berlanjut, maka populasi gajah akan tetap musnah dalam beberapa dekade mendatang. Hanya sedikit yang dapat bertahan hidup­­–terutama mereka yang tinggal di penangkaran.

“Kami melihat penurunan jumlah perburuan, yang tentu saja merupakan berita positif. Namun, jika sisanya terus berlanjut, populasi gajah bisa menurun lagi,” kata Beale.

Ia menambahkan: “Kita perlu mengurangi permintaan gading di Asia serta meningkatkan mata pencaharian warga Afrika sehingga mereka tidak memburu gajah. Itu adalah dua target terbesar untuk memastikan kelangsungan hidup gajah dalam jangka panjang.”

Pada awal 2000-an, perburuan gajah Afrika bahkan lebih buruk–dengan jumlah populasinya yang menurun 30% hanya dalam waktu tujuh tahun.

Baca Juga: Es di Himalaya Semakin Mencair, Kehidupan 800 Juta Orang di Asia Terancam

Tindakan lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi kemiskinan dan mengurangi korupsi di Afrika, yang akhirnya berpengaruh pada penurunam permintaan gading gajah.

“Gajah merupakan megafauna karismatik dan hewan penting bagi sabana Afrika dan ekosistem hutan. Gajah memainkan peran penting pada ekowisata sehingga pelestarian mereka sangat penting,” kata Beale.

Untuk mendapatkan hasil studi di atas, para ilmuwan mempelajari data dari program MIKE (Monitoring the Illegal Killing of Elephants) yang mencatat jumlah bangkai gajah yang ditemukan petugas taman nasional di 53 wilayah terlindungi di Afrika.