Nationalgeographic.co.id - Mengutamakan daun eucalyptus sebagai bahan makanan, koala mencoba untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan airnya dari sana. Namun, penelitian terbaru justru menyatakan bahwa daun eucalyptus ternyata belum bisa memenuhi kebutuhan koala.
Akhirnya saat kehausan, mereka terpaksa mencari air di kolam renang, mangkuk minum anjing, ataupun birdbath.
Perubahan iklim juga berperan dalam kurangnya pasokan air bagi koala, mengingat itu mengurangi kandungan air yang ada dalam daun.
Baca Juga: Timbunan Sampah di India Hampir Setinggi Taj Mahal, Bahaya Mengancam
Koala yang tidak mendapatkan cukup air akan sulit bertahan hidup. Ini terjadi pada 2009 ketika seperempat populasi koala di Gunnedah tewas karena serangan gelombang panas.
Valentina Mella, pemimpin penelitian, mengatakan: "Fakta bahwa koala tidak minum air sama sekali dan bahwa nama 'koala' dalam bahasa aborigin sebenarnya berarti 'tidak minum' adalah mitos lama,". Faktanya, koala menghabiskan waktu selama 10 menit setiap sekali minum.
Dengan jumlah populasi koala yang semakin menurun, Valentina bersama dengan rekannya pun mendirikan stasiun air untuk para koala.
Pada tahun pertama, tercatat ada 605 koala yang mendatangi 10 pasang stasiun air. Jumlah kunjungan koala kemudian meningkat dua kali lipat saat musim panas.
Baca Juga: Suhu Panas Memengaruhi Kesuburan Hewan, Bagaimana dengan Manusia?
Dari jumlah tersebut, 401 koala bahkan menghabiskan waktu lebih lama untuk minum. Hal ini menunjukkan bahwa koala membutuhkan sumber air tambahan selain daun ketika cuaca sedang panas dan kering.
Program stasiun air untuk koala ini semakin berkembang dengan adanya dukungan dari pemeritah Australia.
"Stasiun air kami sekarang semuanya diatur di pohon. Ini dilakukan untuk membatasi akses ke hewan arboreal (yang hidup di pohon) dan mengecualikan predator darat," ucap Mella.
Tidak hanya bermanfaat bagi koala, tetapi stasiun air tersebut juga membantu hewan lainnya seperti glider dan possum yang menderita saat kekeringan.