Nationalgeographic.co.id - Rafflesia merupakan tanaman parasit sempurna yang murni menggantungkan hidupnya pada tanaman inang, tanpa bisa melakukan fotosintesis untuk memproduksi makanannya sendiri.
Ia memiliki haustrorium atau sejenis akar berupa serabut yang berfungsi menyerap nutrisi dari inangnya.
Rafflesia menerapkan sejumlah strategi agar bisa bertahan hidup melewati evolusi selama jutaan tahun dan eksis sampai sekarang.
Baca Juga: Ikan Lentera Dapat Sebarkan Parasit ke Paus Sperma, Bagaimana Caranya?
Rafflesia merupakan bunga sekaligus tanaman parasit terbesar di dunia.
Tidak cuma ukurannya yang istimewa, bunga raksasa ini juga merupakan tumbuhan paling modern karena karena daur hidupnya berbeda dengan tumbuhan pada umumnya.
Sofi Mursidawati, seorang peneliti LIPI, mengibaratkan tumbuhan ini seperti simpanse yang kecerdasannya di atas rata-rata hewan pada umumnya.
Baca Juga: Peneliti Memperjuangkan Kutu dan Parasit Agar Terhindar dari Kepunahan
Apalagi mengingat rafflesia merupakan tanaman parasit sempurna yang murni menggantungkan hidupnya pada tanaman inang, tanpa bisa melakukan fotosintesis untuk memproduksi makanannya sendiri.
Ia memiliki haustrorium atau sejenis akar berupa serabut yang berfungsi menyerap nutrisi dari inangnya.
Rafflesia menerapkan sejumlah strategi agar bisa bertahan hidup melewati evolusi selama jutaan tahun dan eksis sampai sekarang.
Baca Juga: Mumi Korea Beri Petunjuk tentang Tuanya Parasit Hati Manusia
Salah satunya, pembatasan populasi demi menjaga kelangsungan hidup inangnya yang secara tidak langsung juga menjaga kelangsungan hidupnya sendiri.
Pada Rafflesia patma, dari sekitar 30 kuncup bunga yang tumbuh pada tanaman inang, hanya satu atau dua yang berhasil hidup dan mekar sebagai bunga.