Keindahan Brugge, Kota Bersejarah dari Abad Pertengahan

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 13 Juni 2019 | 15:42 WIB
Brugge dipenuhi dengan arsitektur abad pertengahan. (National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Setiap pengunjung Brugge, dapat dengan mudah membayangkan masa di mana kota ini dipenuhi oleh pedagang dari seluruh penjuru Eropa.

Kota di barat laut Belgia ini, dahulu kala merupakan pusat perdagangan utama di Eropa abad pertengahan. Juga pusat seni dan arsitekstur selama renaisans.

Pusat bersejarah di Brugge telah mempertahankan karakternya selama berabad-abad dan kini ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO.

Baca Juga: Perkenalkan Istana Pasir Tertinggi, Anggota Baru Dalam Rekor Dunia

Pertama kali didirikan oleh bangsa Viking di abad pertengahan, lokasi strategis Brugger membantunya menjadi pusat perdagangan. Para pedagang dari utara dan selatan Eropa bertemu di sana–membawa bahasa dan pengaruh budaya yang akhirnya tercampur menjadi satu. 

Kota ini juga dikenal sebagai pusat sekolah lukis yang telah melahirkan beberapa maestro seperti Jan van Eyck dan Hans Memling.

Namun, beberapa tahun setelahnya, nasib Brugge berubah. Selat Zwin, yang menghubungkan Brugge dengan Laut Utara, mulai dipenuhi dengan lumpur. Itu menyebabkan selat ini tidak mudah dilacak dan wilayah Brugge terpotong dari lautan.

Pada 1500-an, Brugge yang dulu menjadi pusat perdagangan Eropa, tergantikan oleh Antwerp.

Pertengahan 1800-an, kota bersejarah ini bahkan menjadi yang termiskin di Eropa.

Namun, nasib Brugge berubah lagi di abad ke-20. Kota ini terhindar dari kerusakan besar yang disebabkan Perang Dunia II. Dengan begitu, warisan arsitekturnya tetap utuh. Brugge pun mendapat kesempatan hidup baru: yakni sebagai pusat wisata.

Saat ini, para pengunjung dari seluruh dunia menikmati wisata apung di kanal bersejarah di jembatan batu sambil ditemani sekawanan angsa, mengelilingi jalanan berbatu dengan naik kereta kuda, atau menyeruput cokelat panas di kafe-kafe sepanjang trotoar.