Nationalgeographic.co.id – Greenland sedang mengalami pencairan es yang ekstrem. Para ahli memprediksi, akan ada rekor baru terkait hilangnya es di wilayah tersebut.
Minggu lalu, Greenland kehilangan lebih dari 2 miliar ton es hanya dalam satu hari. Sebagai perbandingan, jumlah tersebut sama besarnya dengan 340 piramida Giza, 80 ribu Patung Liberty, atau 12 juta paus biru.
Baca Juga: Sungai Mengering, Warga Kulon Progo Ramai-ramai Tangkap Ikan
Sebenarnya, lelehan Kutub Utara memang peristiwa alamiah yang terjadi setiap tahun. Dimulai pada Juni hingga Agustus, dengan puncak pencairan di bulan Juli.
Meski begitu, skala pencairan es yang terjadi saat ini sudah pada tahap luar biasa.
Para ahli telah membuat perbandingan dengan 2012 untuk menyaksikan bagaimana Greenland kehilangan lapisan esnya. Tahun ini, es meleleh lebih awal dibanding pada 2012–sekitar tiga minggu lebih awal. Kehilangan es “prematur” ini dapat memperburuk keadaan dalam beberapa bulan mendatang, disebut sebagai efek albedo.
Baca Juga: Yuk Cari Tahu, Dari Mana Asalnya Emas yang Ada di Dalam Bumi Kita?
Efek albedo sendiri mengaju kepada jumlah energi Matahari yang dipantulkan kembali ke luar angkasa. Salju dan es yang berwarna putih, memantulkan lebih banyak energi Matahari ke luar angkasa, penting untuk menjaga wilayah tersebut tetap dingin dan mencegah pencairan es lebih lanjut.
Artinya, ketika lapisan salju berkurang, akan ada lebih banyak energi yang diserap sehingga suhu meningkat dan lebih banyak es yang mencair. Ini merupakan lingkaran setan yang keji.
Penyebab lainnya mengapa es di Greenland mencair lebih cepat adalah karena udara lembap dan suhu tinggi yang konsisten dari Atlantik Tengah.