Nasib desa kecil di Greenland ini bergantung pada arah angin yang berhembus. Bongkahan es dengan berat 11 juta ton mengapung di dekat pantai desa Innarsuit.
Gambar satelit memperlihatkan bagaimana bongkahan es tersebut mulai mendekati daratan pada 9 Juli. Empat hari kemudian, 160 penduduk telah dievakuasi dan perahu nelayan ditarik ke tepi pantai.
Greenland kehilangan sekitar 270 miliar ton es setiap tahunnya. Kristin Poinar, ahli glasiologi mengatakan, bongkahan es merupakan pemandangan yang biasa dilihat saat musim panas. Yang berada di dekat Innarsuit hanyalah satu dari 10 ribu bongkahan es di Greenland.
Baca juga: Ancaman Kenaikan Permukaan Air Laut: Musnahnya Jaringan Internet
Anggota dewan kota mengatakan, ini bukan gletser pertama yang mengancam Innarsuit. Namun, ia memang yang terbesar.
Jika angin tidak mampu mendorong gletser menjauh dari desa, maka es yang mengambang ini nantinya bisa pecah atau terbelah dua. Akibatnya, tsunami dadakan akan menyerang Innarsuit.
Rumah-rumah warga serta pembangkit listrik yang memasok energi ke wilayah tersebut pun bisa rusak karenanya.
“Jika bongkahan es itu pecah, mereka hanya memiliki waktu beberapa menit untuk mengungsi. Satu patahan es yang menyemplung ke lautan, bisa menghasilkan energi dalam jumlah besar,” kata Eric Rignot, peneliti dari University of California.
Baca juga: Gelombang Panas Tahun Ini Adalah yang Terparah dalam Sejarah
Lapisan es Greenland memang termasuk gletser yang paling cepat mencair di dunia. Jumlahnya diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada Geophysical Research Letter, menyatakan bahwa pencairan tersebut berkaitan dengan perubahan iklim akibat ulah manusia.
Meski begitu, baik Rignot dan Pionar mengatakan, belum ada cukup bukti untuk mengetahui apakah bongkahan es di Innarsuit juga disebabkan oleh perubahan iklim.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR