Bahan Kimia Pada Pasta Gigi dan Sabun Bisa Memicu Osteoporosis

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 26 Juni 2019 | 17:22 WIB
Pasta gigi. (AndreyCherkasov/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa bahan kimia terlarang yang ditemukan pada pasta gigi, sabun, dan pembersih tangan, dapat memicu penyakit tulang osteoporosis pada wanita.

Wanita yang rentan terhadap triclosan (antiseptik yang biasa ditemui pada sabun) lebih berisiko mengalami masalah tulang. Menurut peneliti Tiongkok, bahan tersebut meningkatkan risiko osteoporosis sebanyak dua kali lipat.

Baca Juga: Kolesterol Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Tubuh, Berikut di Antaranya

Studi yang dipublikasikan pada Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism ini meneliti lebih dari 1.800 wanita di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita dengan kadar triclosan yang tinggi pada urine mereka, cenderung memiliki tulang yang lebih lemah.

“Kami mendeteksi bahwa kadar triclosan yang tinggi pada urine, berkaitan dengan kepadatan mineral tulang yang rendah di paha dan tulang belakang lumbar,” kata Yingjun Li, pemimpin penelitian dari Hangzhou Medical College School of Public Health.

Bahan kimia pengganggu hormon ini memang kerap digunakan pada perlengkapan mandi seperti pasta gigi dan sabun karena sifat antibakterinya.

Selain itu, triclosan juga sering ditemukan pada pakaian, peralatan dapur, kosmetik, serta mainan, dengan tujuan untuk membersihkan kuman.

Baca Juga: Manusia Tertua Berusia Lebih Dari 100 Tahun, Sebenarnya Berapa Lama Kita Bisa Hidup?

Pada 2016, Food and Drug Administration melarang penggunaan triclosan pada sabun. Setelah dilakukan pengujian pada hewan, diketahui bahwa itu bisa mengganggu hormon dan berkontribusi pada perkembangan bakteri yang resistan terhadap antibiotik.

Pada April ini, FDA juga mengeluarkan peraturan yang melarang penggunaan triclosan dalam pembersih tangan. Penelitian membuktikan bahwa bahan kimia tersebut dapat mengurangi radang gusi.

Menurut Li, penelitiannya merupakan yang pertama kali menyelidiki hubungan antara triclosan dan kesehatan tulang manusia.