Kostum Jaran Kepang Untuk Menguatkan Identitas Jaran Kepang Temanggung

By Warsono, Selasa, 2 Juli 2019 | 10:00 WIB
Muslikin (30) salah seorang peserta workshop, sudah tujuh tahun menjadi pengrajin kostum jaran kepang. Ia lebih sering mendapat pesanan kostum jaran kepang yang sudah dimodifikasi. (Warsono/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id – Workshop Kostum Jaran Kepang di Dusun Lamuk Gunung, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, pada 26 Juni 2019 merupakan rangkaian acara keempat dari Festival Sindoro Sumbing 2019 yang diadakan di Kabupaten Temanggung.

Sebelumnya Festival Sindoro Sumbing menggelar acara Panggung Jaranan, Ngopi di Papringan, dan Sarasehan Budaya.

Festival Sindoro Sumbing yang sudah digelar sejak 9 Juni hingga 25 Juli 2019 berupaya memperkuat eksosistem kebudayaan lokal dari masyarakat sekitar Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yaitu Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo.

"Workshop Kostum Jaran Kepang ini merupakan lanjutan dari acara sarasehan penguatan identitas Jaran Kepang Temangung," ucap Direktur Festival Sindoro Sumbing Imam Abdul Rofiq.

"Karena identitas jaran kepang tidak bisa berdiri sendiri, artinya kostumnya juga menguatkan identitas dari Jaran Kepang Temanggung" lanjutnya.

Baca Juga: Pesan Teladan Kemajemukan Budaya dari Metropolitan Majapahit

Workshop Kostum Jaran Kepang dengan pemateri Nuriyanto, S. Kar., M. Sn. seotang seniman seni pertunjukan, dan merupakan dosen ISI Surakarta yang menyajikan materi "Busana tari sebagai identitas dan pengembangannya dalam koreografi", beliau didampingi oleh Hartanto, S. Sn., M. Sn., seniman seni pertunjukan, juga seorang dosen ISI Surakarta dan Irwan Dhanasta, S. Sn., lulusan ISI Surakarta. Workshop ini diikuti 40 peserta yang merupakan pengrajin kostum tari dari Kabupaten Temanggung.

Kostum dan koreografi adalah dua unsur yang saling mengisi. Ada yang mencipta koreografi dahulu baru membuat kostum atau sebaliknya menciptakan kostum lalu menciptakan koreografinya.

Menurut Nuriyanto "fungsi kostum atau kebutuhan kostum dalam koreografi itu harus sesuai karakter atau kebutuhan koreografi, baik dalam desain, corak, dan warna. Tidak mengganggu gerak penari. Syukur-syukur dapat memberikan nilai lebih."

Perkembangan kostum jaranan sekarang ini seperti peragaan busana, yang malah membunuh karakter gerak jaran kepang. "Boleh saja mengambil ide kostum dari Bali, boleh mengambil dari Bandung, jangan langsung ditempel, tetapi dikembangkan dahulu. Kalau langsung ditempelkan nanti karakternya tidak pas," ucapnya.

Aziz, panitia Festival Sindoro Sumbing, mengenakan kostum jaran kepang dari masa tahun 70-an yang dibawa oleh Sutrisno, peserta workshop yang sudah menjadi pengrajin kostum jaran kepang sejak 1975. (Warsono/National Geographic Indonesia)

Hartanto berpendapat, perkembangan kostum bagi daerah yang tidak mampu akan menggunakan apa yang ada di daerah setempat. Untuk daerah yang mampu perkembangan karena pengaruh luar untuk menyesuaikan dengan pasar.

"Selagi kita masih bisa membuat ciri khas Temanggung mengapa tidak kita mulai membuat dari sekarang. Beranjak dari sini seperti apa ikon kostum Jaran Kepang Temanggung?" ujarnya.

"Jika ingin berkreasi, berkreasi lah pada aksesorisnya, jangan mengubah yang identitas aslinya. Contoh, jika identitas menggunakan ikat kepala, berkreasilah pada ikat kepalanya," tambah Hartanto

Tari rakyat kebanyakan hasil kreasi lokal yang tidak diketahui siapa pencipta pertamanya dan itu akan selalu berlembang. "Setiap generasi akan mempunyai andil. jika ingin mempunyai andil disesuaikan dengan koridornya. dari gerak, kostum, dan musik," ujar Irwan Dhanasta.

Pengrajin kostum hanya mengikuti permintaan pasar, tetapi sebelum memakai harus dipikirkan apakah kostum ini menambah bagus atau malah merusak identitas kostum jaran kepang.

Baca Juga: Wilayah di Tiga Negara Ini Gunakan Bahasa Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari

Namun pertanyaannya, kostum mana yang akan menjadi acuan identitas Jaran Kepang Temanggung? Identitas kostum jarang kepang atau jaranan mengacu ke prajurit Mataram. Pada tahun 70-an kostum jaran kepang di Temanggung dari kota sampai pelosoknya mempunyai kostum yang seragam. Sebab, Temanggung ditugaskan pemerintah saat itu untuk menjadi pembuka Taman Mini Indonesia Indah. Selanjutnya dibentuklah komite untuk merumuskan gerak tari dan kostum Jaran Kepang dengan identitas Temanggung.

Ranto seorang pengrajin kostum tarian asal Kecamatan Temanggung mengusulkan kostum jaran kepang yang menjadi acuan kostum jaran kepang seperti kostum jaran kepang di tahun 70-an yaitu kostum Jaran Kepang Idekab.

Di akhir workshop Hartanto berkata "kreasi tidak dibatasi selama sesuai dengan koridornya." "Jika mengambil ide dari luar jangan langsung ditempel, tetapi dikembangkan dahulu sesuai dengan identitas lokal," tutupnya.