Agar Tak Ganggu Pekerjaan Setiap Menstruasi, Wanita India Dipaksa Operasi Angkat Rahim

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 8 Juli 2019 | 11:52 WIB
Menstruasi masih menjadi stigma di India. (AFP via BBC News)

Ada ribuan wanita yang bekerja di ladang tebu di India barat. (AFP via BBC News)

Stigma menstruasi

Selain pengangkatan rahim, laporan dari Reuters juga menunjukkan bahwa banyak perempuan India yang bekerja di industri garmen di Tamik Nadu, sering diberi obat-obatan di tempat kerja ketika mereka mengeluhkan tentang nyeri haid. Bukannya, diperbolehkan beristirahat ketika sakit menstruasi datang, para wanita pekerja ini justru dicekoki dengan obat tak berlabel.

Seratus wanita diwawancara oleh Thompson Reuter terkait masalah tersebut–kebanyakan berusia 15-25 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa obat-obatan yang diberikan perusahaan tadi menyebabkan beberapa efek samping mual dan muntah. Itu juga memberikan efek jangka panjang seperti siklus menstruasi yang tidak menentu, depresi, hingga sulit hamil.

Stigma mengenai menstruasi memang menjadi hal umum di India–berkaitan dengan mitos dan nilai-nilai adat di negara tersebut. Meskipun para aktivis sudah menantang masalah ini, tetapi stigma masih berkembang luas.

Pembalut ditempel di beberapa titik di Jadavpur University sebagai bentuk protes melawan seksisme dan patriarki. (Arindambanerjee/Shutterstock via IFL Science)

Baca Juga: Mengapa Jokowi Meminta Perempuan Jenius Asal Surabaya Ini Bekerja di BPPT? Mari Kenali Sosok yang Pilih Keluar dari NASA Ini

Tidak hanya di India, beberapa negara maju pun kesulitan memahami isu menstruasi. Studi terbaru dari British Medical Journal yang dilakukan pada 33 ribu perempuan di Belanda, mengungkapkan bahwa mereka rata-rata kehilangan produktivitas selama 8,5 hari akibat nyeri dan gejala menstruasi lainnya.

Meski begitu, hanya 14% wanita yang mengaku mengambil izin dari sekolah atau pekerjaan. Dan sayangnya, ketika mereka meminta cuti, hanya 21% perusahaan yang memberikan mereka waktu istirahat dengan alasan sakit.

Sekitar setengah dari populasi global mengalami menstruasi pada titik tertentu dalam hidup mereka. Saatnya kita mematahkan tabu dan mulai menerimanya.