Mengulik Teknologi Komputer Apollo 11 yang Berhasil Mendarat di Bulan

By National Geographic Indonesia, Kamis, 18 Juli 2019 | 10:53 WIB
Foto yang memperlihatkan bendera AS yang ditancapkan Neil Armstrong saat pendaratan di Bulan. (NASA)

Tabel berikut menunjukkan spesifikasi kedua kalkulator ini.

Jika kita membandingkan dua kalkulator dengan komputer pemandu Apollo, kita dapat mencatat bahwa TI-73 memiliki ROM yang sedikit lebih kecil, tapi dengan RAM delapan kali lebih banyak. Pada saat TI-84 dirilis, kapasitas RAM-nya telah meningkat menjadi 32 kali lebih banyak dari komputer Apollo dan ROM-nya sekarang lebih dari 14.500 kali lebih banyak.

Berkenaan dengan kecepatan pemrosesan, TI-73 140 kali lebih cepat dari komputer Apollo sedangkan TI-84 hampir 350 kali lebih cepat.

Sangat mengherankan ketika memikirkan bahwa kalkulator sederhana, yang dirancang untuk membantu siswa berpuluh-puluh tahun yang lalu untuk lulus ujian, lebih kuat daripada komputer yang mendaratkan manusia di bulan.

Bagaimana jika Apollo 11 memiliki komputer modern?

Komputer Apollo canggih pada masanya, tapi apa kira-kira yang terjadi jika pendaratan di bulan kala itu dilengkapi komputer canggih yang tersedia saat ini?

Saya menduga bahwa waktu pengembangan perangkat lunak akan jauh lebih cepat, karena alat pengembangan perangkat lunak yang tersedia saat ini. Akan jauh lebih cepat untuk menulis, men-debug (menemukan dan memperbaiki kesalahan program), dan menguji kode kompleks yang diperlukan untuk mengirim seseorang ke bulan.

Antarmuka pengguna di Apollo (disebut Display Keyboard (DSKY) memiliki antarmuka jenis kalkulator dengan perintah yang dimasukkan menggunakan kode numerik. Antarmuka hari ini akan jauh lebih mudah digunakan––yang akan sangat membantu dalam situasi yang penuh tekanan. Antarmuka pengguna hampir pasti tidak memiliki keyboard, tapi akan menggunakan perintah swipe pada layar sentuh. Namun jika tidak memungkinkan karena harus memakai sarung tangan, antarmuka mungkin melalui gestur, gerakan mata atau antarmuka intuitif lainnya.

Yang mungkin akan terdengar mengejutkan, kecepatan komunikasi dengan Bumi tidak akan lebih baik hari ini. Waktu aktual yang diperlukan untuk berkomunikasi adalah sama dengan pada 1969–yaitu, kecepatan cahaya.

Dibutuhkan 1,26 detik untuk sebuah pesan sampai dari bulan ke Bumi. Tetapi dengan ukuran file yang lebih besar––dan dari jarak yang semakin bertambah jauh––untuk mendapatkan sebuah gambar dari pesawat ruang angkasa ke Bumi hari ini akan memakan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan pada 1969. Meski begitu, gambarnya akan terlihat jauh lebih cantik berkat kemajuan dalam teknologi kamera.

Baca Juga: Hujan Buatan untuk Atasi Pencemaran Udara Jakarta, Bagaimana Metodenya?

Perubahan terbesar yang mungkin akan kita lihat adalah komputer menjadi jauh lebih cerdas secara artifisial. Saya yakin bahwa penerbangan dan pendaratan pesawat ruang angkasa tidak akan sepenuhnya berada di tangan komputer, tetapi ia akan memiliki lebih banyak informasi dan kecerdasan dan akan dapat membuat lebih banyak keputusan daripada yang dapat dilakukan komputer Apollo 11 pada 1969. Ini akan sangat membantu para astronot.

Armstrong mengatakan bahwa, pada skala mengkhawatirkan satu hingga sepuluh, berjalan di bulan adalah sekitar satu–sedangkan membuat penurunan terakhir ke darat adalah sekitar 13.

Jadi mari kita akhiri dengan mengakui bahwa dengan daya komputasi yang terbatas saat itu, mendaratkan orang di bulan pada 1969 benar-benar pencapaian yang luar biasa.

Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

Penulis: Graham Kendall, Professor of Computer Science and Provost/CEO/PVC, University of Nottingham

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.