Bahaya Polusi Udara: Membuat Kita Bodoh dan Merusak Paru-Paru

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 1 Agustus 2019 | 10:11 WIB
Paparan partikel polusi udara dapat menurunkan fungsi otak. (Jaroslav Moravcik/Fotolia)

Nationalgeographic.co.id – Menghirup udara kotor dapat membahayakan paru-paru dan memengaruhi cara kita berpikir.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada Proceedings for the National Academy of Sciences menemukan fakta bahwa paparan sulfur dioksida dan nitrogen dioksida dalam jangka panjang dapat memicu penurunan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

“Kami menduga, polusi udara menyebabkan kerusakan lebih besar pada material putih di otak (white matter) yang berkaitan dengan kemampuan bahasa,” kata Xin Zhang, pemimpin penelitian dari Beijing Normal University.

Baca Juga: Memulai Hari dengan Jamu, Kunci Sukses Jokowi Jaga Kebugaran Tubuh

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa otak wanita rata-rata memiliki material putih yang lebih banyak dibanding pria. Artinya, kerusakan pada material putih pria yang lebih sedikit, menempatkan mereka lebih berisiko mengalami penurunan kognitif.

Pria yang kurang berpendidikan adalah yang paling terkena dampaknya. Hasil penelitian menunjukkan, nilai matematika dan tes verbal mereka sangat rendah.

Meski begitu, Zhang mengatakan, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memahami hal tersebut.

Hal yang sama juga disampaikan Jonathan Samet, dekan Colorado School of Public Health. Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk lebih memahami bagaimana partikel polusi memasuki otak, fungsi apa yang dipengaruhinya, dan berapa lama ia bertahan di sana.

“Partikel-partikel polusi udara bisa bergerak di sepanjang saraf penciuman hingga ke otak, atau masuk ke dalam darah,” kata Samet.

Data Air visual tunjukan Jakarta (Indonesia) berada di urutan pertama kondisi polusi terburuk sedunia. (Kompas.com)

Sementara itu, paru-paru, lanjut Samet, adalah sebuah portal masuk.

“Luas paru-paru seperti ukuran lapangan tenis. Ibaratnya, ada permukaan besar yang bisa diserang udara tercemar. Ingat bahwa kita menghirup 10 ribu liter udara per hari,” paparnya.

Tidak hanya berbahaya bagi paru-paru dan otak, polusi udara juga memengaruhi jantung dan sistem reproduksi. Menurut Dan Costa, ahli toksikologi lingkungan dari University of North Carolina, ini terjadi karena susunan internal tubuh manusia saling berhubungan.

“Ketika ada racun yang masuk ke dalam tubuh, efeknya terjadi di mana-mana,” kata Costa.

Partikel polusi ini akan mengganggu sistem kekebalan tubuh dan akhirnya menyebabkan inflamasi. Seiring berjalannya waktu, jumlah partikel yang terlalu banyak akan memicu inflamasi yang semakin parah dan mempercepat penuaan di otak.

Baca Juga: Sering Naik Kendaraan Umum? Ini yang Bisa Dilakukan Agar Tak Mudah Tertular Penyakit

Laporan WHO tahun lalu menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh orang di dunia menghirup udara kotor setiap harinya.

Menurut Samet, cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi pencemaran adalah dengan mengubah pola pikir manusia agar mereka lebih peduli terhadap lingkungan. Misalnya, dengan meningkatkan dan memperbaiki sarana transportasi umum serta perencanaan kota yang lebih baik.