Potala, Istana 'Di Atas Awan' yang Sempat Menjadi Rumah Dalai Lama

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 8 Agustus 2019 | 14:25 WIB
Potala, istana di atas awan yang terletak di ketinggian 12.139 di atas permukaan laut. (chuyu/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Berdiri 12.139 di atas permukaan laut, Potala merupakan istana tertinggi di dunia. Strukturnya yang berusia 1.300 tahun, dibangun sebagai tanda cinta. Menjadi kado pernikahan dari raja Tibet, Songsten Gambo, kepada Putri Wencheng dari Dinasti Tang Tiongkok.

Ketika para biksu datang untuk memerintah Tibet, Istana Potala diperluas dan diubah menjadi rumah musim dingin bagi Dalai Lama.

Namun, setelah Dalai Lama diasingkan ke India pada 1959, pemerintah Tiongkok pun mengambil alih dan membuatnya menjadi museum.

Baca Juga: Taj Mahal, Makam Sekaligus Monumen Pembuktian Cinta yang Melegenda

Hingga kini, Istana Potala masih menjadi bangunan ikonik di wilayah tersebut dan tempat suci bagi para penganut Buddha di seluruh dunia.

Sepanjang tahun, ribuan peziarah mengelilingi lingkar istana dengan roda doa dan manik-manik untuk meminta berkah. Beberapa orang bahkan rela berjalan kaki ribuan mil demi menyampaikan penghormatan mereka.

Memiliki lebih dari seribu ruangan, sepuluh ribu lukisan gulung, 698 mural, dan ribuan patung yang dibuat dari bahan-bahan berharga, Istana Potala menjadi salah satu tempat paling spiritual.

Di dalam istana ini terdapat makam delapan Dalai Lama, ratusan naskah Buddha, dan beberapa ruang suci.

Lampu-lampu mentega diletakkan di lorong dan biksu penjaga ditempatkan pada setiap ruang publik untuk memastikan bahwa kesopanan tetap terjaga.

Bangunan istana dibagi menjadi dua bagian – Red Palace dan White Palace. Yang satu memiliki fungsi agama, sementara yang lainnya untuk mengurusi administrasi. Mereka benar-benar berwarna merah dan putih dengan lapisan cat baru yang terbuat dari campuran susu, madu, dan gula.

Istana Potala ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1994.