Fakta Unik Komodo, Kanibal Hingga Suka Mencuri Bangkai di Pemakaman

By National Geographic Indonesia, Kamis, 8 Agustus 2019 | 15:08 WIB
Komodo menjadi salah satu ciri khas kekayaan fauna Indonesia. (Ringo_Wong_hkherper/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Seberapa jauh Anda mengetahui fakta tentang komodo? Tahukah Anda bahwa hewan ini ternyata berasal dari Australia, hobi mencuri bangkai, dan bisa berkembang biak tanpa kawin? Simak 7 fakta menarik tentang hewan yang satu ini:

1. Berasal dari Australia

Komodo memang dikenal hidup di Pulau Komodo, Indonesia dan sekitarnya. Namun, menurut jejak fosilnya, hewan yang bernama ilmiah varanus komodoensis ini sebetulnya berasal dari Australia dan baru pindah Pulau Nusa Tenggara, Indonesia sekitar 900.000 tahun yang lalu.

Ahli Paleontologi dan lingkungan Australia, Tim Flannery, membuat catatan bahwa komodo mungkin menghilang dari Australia sekitar 50.000 tahun lalu. Menghilangnya komodo ini bertepatan dengan datangnya manusia ke benua itu. 

Baca Juga: Miris, Kepulauan Ini Dipenuhi Bangkai Rusa Kutub yang Mati Kelaparan Akibat Perubahan Iklim

2. Berbisa

Untuk waktu yang sangat-sangat lama, gigitan komodo diyakini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi fatal karena hewan ini memakan bangkai dan sejumlah besar bakteri bersarang di mulutnya. Namun kebenarannya ditemukan oleh Bryan Fry, seorang peneliti racun dari Universitas Melbourne di Australia.

Fry dan timnya menemukan bahwa gigitan komodo mematikan bukan karena bakterinya, tetapi karena hewan ini memang berbisa. Racun komodo secara cepat menurunkan tekanan darah, mempercepat kehilangan darah dan menjadikan korbannya tidak sadarkan diri atau syok, hingga tidak mampu bertarung.

Itulah sebabnya, kalaupun korban berhasil melepaskan diri dari gigitan komodo, akibatnya tetap akan fatal karena racun akan menyebar ke seluruh tubuh.

3. Metabolisme komodo tidak seperti reptil lainnya

Kebanyakan reptil kekurangan banyak kapasitas aerobik, tetapi tidak dengan komodo. Berkat adaptasi genetik, komodo memiliki metabolisme yang lebih mirip mamalia dan bermanfaat ketika berburu mangsa.

Dalam studi yang dipublikasikan melalui jurnal Nature Ecology and Evolution, para ilmuwan di Gladstone Institute of Cardiovascular Disease di Universitas California, San Fransisco, menemukan perubahan pada komodo yang melibatkan mitokondria, mesin pemanas sel.