Berkreasi Genre ‘Street Photography’ dan ‘Human Interest’ bersama Tito Rikardo

By National Geographic Indonesia, Rabu, 21 Agustus 2019 | 18:00 WIB
Warga dan pejalan yang tertangkap dalam pantulan kaca dalam bingkai kompoisi street photography di dekat kompleks Asakusa Temple, Tokyo. (Tito Rikardo)

Nationalgeographic.co.id— Pencinta fotografi, selalu berhasrat untuk menangkap momen menarik. Momen menarik kerap terjadi saat melakukan street photography atau saat memotret human interest.

Genre memotret human interest dan street photography memiliki perbedaan dalam hasil fotonya. Menurut Tito Rikardo, seorang fotografer profesional di Jakarta, mengatakan bahwa kedua genre ini merekam spontanitas atau kebiasaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tito pun seorang pembelajar, kendati telah menekuni dunia profesional. Ia menambahkan bahwa memotret kedua hal ini akan melatih kreativitas seorang fotografer.

“Sebagai seorang wedding photographer, saya terbiasa berinovasi dan kreatif dalam pengambilan sudut sebuah momen. Dengan teknologi yang tertanam dalam smartphone sekarang, saya lebih mudah menangkap momen-momen yang saya inginkan,” ujarnya. Dia memaparkannya dalam acara Talkshow Zoom Through Creativity, yang digelar di kawasan Menteng pada Sabtu 17 Agustus 2019.

Kreativitas Tito telah dibuktikan saat traveling ke Jepang dalam Japan Mobile Photo Journal yang didukung National Geographic Indonesia dan OPPO Indonesia pada awal Agustus lalu. Sepanjang perjalanan di Negeri Matahari Terbit itu, dia bersama para fotografer National Geographic Indonesia mengabadikan momen dan ekspresi menggunakan smartphone OPPO Reno 10x Zoom. Tito yang terbiasa dengan street photography berhasil menciptakan sebuah foto yang bercerita.

Tito Rikardo, fotografer profesional, memaparkan perjalanannya dalam Japan Mobile Photo Journal, bersama National Geographic Indonesia dan OPPO Indonesia. (Warsono)

“Street photography dan human interest ini melatih saya untuk kreatif dalam berkarya, makanya saya cukup mendalami, interest dan belajar secara otodidak tentang apa sih yang bisa kita ambil dari sebuah sesi street photography,” ujar Tito. Ketika menceritakan perjalanan ke Jepang, Tito terkesan dengan Asakusa Kannon Temple yang menjadi tempat menarik untuk bisa mengatur komposisi sebuah foto.

“Komposisi itu penting, karena komposisi itu bagian dari sebuah cerita yang ingin disampaikan oleh seorang fotografer,” ujarnya.

Asakusa Kannon Temple selalu menarik minat fotografer street photography untuk mengabadikan, baik sisi bangunan maupun para peziarah. (Tito Rikardo)

Dalam acara itu ia juga berbagi pengalaman dalam memotret street photography. Menurutnya, ia menemui kesulitan saat merekam aktivitas di jalanan dengan kamera besar. Jadi ketika perjalanan ke Jepang hanya ditemani dengan OPPO Reno 10x Zoom, Tito cukup puas. Gawai cerdas ini merupakan bagian dari OPPO Reno Series berfitur 10x Hybrid Zoom, yang membantu Tito dalam mengabadikan sebuah aktivitas secara detail tanpa mengurangi kualitas foto.  

“Saya amazed, yang paling nyata waktu itu kita ke Tokyo Skytree dari atas,” ungkap Tito. “Jadi saya coba lihat apa yang menarik dari atas dan saya coba zoom. Saat saya lihat secara detail, ternyata kualitasnya lebih dari apa yang saya bayangkan, apalagi untuk sebuah mobile phone. Itu sebuah fenomena.” Kuncinya, ungkap Tito, menunggu moment yang tepat dan angle yang sesuai, kita akan menghasilkan foto yang bercerita.

Fitur OPPO Reno 10x Hybrid Zoom, menurut Tito, telah membantunya mendapatkan gambar yang dia pikir tidak bisa ia dapatkan dari sebuah smartphone. Fitur lensa jarak jauh ini juga membantunya ketika melakukan survei dengan melihat objek dan spot foto yang bagus dari kejauhan.

“Kita bisa mendapatkan perspektif yang berbeda untuk eksplorasi,” kata Tito. “Seperti yang tadi sudah saya bilang, [smartphone] ini membuat orang jadi kreatif,” tambahnya.