Nationalgeographic.co.id –Yokohama kerap dijuluki sebagai ‘pintu masuk’ Jepang. Sejak pelabuhan dibuka pertama kali pada 1850-an, Yokohama sangat bersemangat menerima budaya dan informasi baru dari penjuru dunia. Kota yang disebut sebagai “Hamakko” dalam bahasa Jepang ini, terbuka untuk mengadopsi segala hal yang baik.
Saat kami mengunjungi Yokohama, suasana-nya mungkin sudah sangat berbeda ketika Matthew C.Perry bersama dengan armada dan kapal perang Angkatan Laut AS menginjakkan kakinya di sana.
Kini, banyak anak-anak muda yang bermain bola kaki di sekitar pelabuhan. Ada juga yang sambil memotret suasana kota dengan kamera-kamera mereka. Pemandangan tersebut seolah bercerita bagaimana Yokohama sudah bertransformasi sebagai kota modern yang tetap memelihara nilai masa lalunya.
Kami berkesempatan mengunjungi Yokohama saat senja. Dengan kamera OPPO Reno 10x Zoom yang kami bawa, semburat oranye di langit Yokohama bisa kami potret dengan indah.
Bagaimana tidak, kamera utamanya memiliki resolusi hingga 48MP yang didukung sensor Sony IMX586, diafragma f/1.7, sensor sebesar ½-inci yang meningkatkan sensitivitas lensa terhadap cahaya untuk mengambil gambar beresolusi tinggi dengan jernih.
Selain itu, OPPO Reno 10x Zoom memiliki Wide-Angle Lens atau kamera dengan cakupan pandangan ultra lebar dengan sudut 120°. Fitur ini bisa memberikan perspektif baru untuk komposisi foto dengan cakupan tangkapan gambar yang lebih luas.
Kami pun bisa menangkap keindahan langit Yokohama sambil memotret turis dan penduduk lokal yang menghabiskan waktu di sekitar pelabuhan.
Tak ketinggalan, pada OPPO Reno 10x Zoom juga terdapat kamera telefoto yang menganut sistem kerja periskop lewat teknologi 10x Hybrid Zoom. Dengan fitur ini, kamera sanggup menangkap gambar jernih dengan 10x perbesaran Hybrid, bahkan mampu melakukan perbesaran digital hingga 60x. Secara keseluruhan kamera utama OPPO Reno 10x Zoom dapat mengcover focal length dari 16 – 160mm.
OPPO Reno 10x Zoom juga memiliki Dual OIS (Optical Image Stabilization) pada kamera utama dan telefoto yang memberikan kestabilan sempurna saat memotret.
Ada pula tiga sistem pencarian fokus: yaitu Laser Detection Autofocus, Contrast Detection Autofocus, dan Phase Detection Autofocus yang menghasilkan kecepatan dan akurasi fokus pada keadaan kurang cahaya.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR