Nationalgeographic.co.id - Kebakaran yang merusak hutan hujan Amazon menciptakan udara beracun yang menyebabkan peningkatan polusi udara. Satelit luar angkasa milik European Space Agency (ESA) berhasil menangkap gambarnya.
Citra satelit ESA yang dipublikasikan pada Senin lalu menunjukkan kenaikan jumlah polutan seperti karbon monoksida, formaldehyde, dan aerosol, seiring meningkatnya aktivitas kebakaran di wilayah tersebut.
Baca Juga: Bersiaplah, Bumi yang Makin Panas Bikin Tanah Kehilangan Kemampuan untuk Menyerap Air
Menurut National Institute for Space Research Brazil, jumlah kebakaran hutan melonjak hingga 100 ribu kejadian, meningkat 45% dari tahun lalu.
Amukan api yang bisa terlihat dari luar angkasa tersebut telah membakar keanekaragaman hayati hutan Amazon selama lebih dari sebulan. Setidaknya ada area hutan seluas 2,5 juta yang terbakar.
"Ini adalah bencana dengan kerugian yang sangat besar," ujar Dr. Deby Cassill, asisten profesor dari Department of Biological Sciences USF.
Baca Juga: Tanggul Laut Ramah Lingkungan dari Sabut Kelapa Ala Peneliti ITB
Para aktivis juga mengatakan bahwa kobaran api berdampak negatif pada lingkungan.
"Selain meningkatkan emisi, deforestasi berkontribusi langsung pada perubahan pola curah hujan di wilayah terdampak. Itu akan memperpanjang musim kemarau yang akhirnya memengaruhi hutan, keanekaragaman hayati, dan kesehatan manusia," papar Greenpeace dalam sebuah pernyataan.