Nationalgeographic.co.id - Pada Senin lalu, kota Sao Paulo, Brasil, menjadi gelap. Namun, itu bukan karena peristiwa kosmik, melainkan dari angin kuat yang membawa asap dari hutan Amazon yang terbakar.
Asap telah menyebar dari api yang berkobar di negara bagian Brasil, Rondônia dan Amazonas, kemudian menghitamkan langit di atas kota tersebut selama sekitar satu jam.
"Siang hari terasa seperti malam," kata Gianvitor Dias, salah satu penduduk.
"Semua orang mengatakan, mendung saja tidak pernah segelap ini. Pasti kebakaran hutannya sangat parah," imbuhnya.
Baca Juga: 'Hujan Plastik' Terjadi di Salah Satu Pegunungan Tertinggi di Amerika
Bukan hanya penduduk yang merasakan ini, NASA pun menangkap gambar asap hitam dari luar angkasa. Agensi tersebut memposting foto-foto satelit dari beberapa kebakaran hutan Amazon di negara bagian Amazonas, Rondônia, Pará dan Mato Grosso pada 11 dan 13 Agustus tahun ini.
NASA mengatakan, kebakaran jarang terjadi di Amazon karena ia merupakan hutan hujan. Namun, risiko kebakaran memang meningkat pada bulan Juli dan Agustus, seiring berjalannya musim kemarau.
Negara bagian Amazonas telah mengumumkan keadaan darurat nasional akibat kebakaran hutan yang terjadi. Ia merupakan area keempat di Brasil yang paling terkena dampak musim panas.
There was worldwide outcry when the Notre Dame cathedral was on fire. Why is there not the same level of outrage for the fires destroying the #AmazonRainforest? pic.twitter.com/VbSda5PYAK
— WWF UK (@wwf_uk) August 21, 2019
Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Lahan, Harimau Sumatera Cemaskan Warga Sekitar Belantara
Kebakaran di Amazon ini meningkatkan kekhawatiran atas nasib hutan hijau tersebut. Sebelumnya, hutan Amazon juga menjadi perhatian karena
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, disebut-sebut telah membahayakan ekosistem dan penduduk lokal di sekitar wilayah tersebut. Ia diduga berpihak pada para penebang, penambang, dan petani yang ingin mengeksploitasi hutan Amazon.
Source | : | cbsnews.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR