Mengenang Kegagalan Cinta di Museum of Broken Relationships

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 8 Oktober 2019 | 17:23 WIB
Museum of Broken Relationships di Zagreb, Kroasia. (Christopher Rose)

Nationalgeographic.co.id - Museum of Broken Relationship terletak di antara Gereja Saint Mark dan Saint Catherine di Zagreb, Kroasia. Museum ini memamerkan barang-barang peninggalan mantan pacar dan menandakan kisah cinta yang gagal.

Ide membuat Museum of Broken Relationships, datang dari Olinka Vistica, seniman Kroasia, dan Drazen Grubisic, produser film, yang pernah menjalin hubungan selama empat tahun sebelum akhirnya putus.

“Museum ini adalah ruang metafora bagi Anda yang ingin meletakkan kenangan masa lalu dan meninggalkan jejak dari hubungan yang gagal. Bagi saya, ini sangat penting,” kata Vistica.

Baca Juga: Menikmati Perpaduan Kekayaan Budaya dan Alam dari Tanah Blambangan Banyuwangi

Dibuka pertama kali pada 2010, ini menjadi satu-satunya museum pribadi pertama di Zagreb. Barang pertama yang dipamerkan dalam Museum of Broken Relationships adalah mainan kelinci bersama dengan foto liburan yang diambil di Iran.

Saat ini, ia dipajang dengan plaket bertuliskan: “Kelinci ini seharusnya bisa keliling dunia. Sayangnya, ia tidak pernah berjalan lebih jauh dari Iran.”

Benda-benda di museum memang tampak biasa. Namun, kata-kata asli yang menyertainya menunjukkan patah hati yang teramat dalam.

Patung taman yang menandai perceraian dari pernikahanselama 20 tahun, bukti pembayaran makan malam bersama terakhir dari restoran, surat cinta dari pasangan yang terpisah di Sarajev, hingga hadiah-hadiah kecil mantan kekasih, berada di Museum of Broken Relationships.

Patung taman yang menandakan berakhirnya pernikahan selama 20 tahun. (Alan Vajdic/Museum of Broken Relationships)

Dikumpulkan dari orang-orang di seluruh dunia, koleksi museum mencerminkan beragam sudut pandang usia dan ikatan hubungan yang gagal.

“Kami mengubah konsep museum dari kuil menjadi kumpulan benda bersejarah. Museum bisa tentang saya dan Anda – bukan hanya tentang mereka. Kami menerapkan nilai demokratis pada Museum of Broken Relationship – memperkenalkan cinta sebagai pembelajaran tentang dunia dan kegagalan,” papar Vistica.

Ia menambahkan, mengunjungi museum ini memberikan perasaan yang unik sekaligus universal. “Anda bisa merasakan pengalaman intim di ruang publik,” ujar Vistica.