Nationalgeographic.co.id - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto ditusuk oleh dua orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) siang.
Pelaku seorang laki-laki dan perempuan yang bernama Syahril Alamsyah (31) dan Fitri Andriana (23). Keduanya kini diamankan pihak kepolisian.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto diserang setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar. Dia kemudian hendak pulang ke Jakarta.
Namun, rombongan Wiranto sempat berhenti di sekitar Alun-alun Menes, Pandeglang. Dia disambut Kapolsek Menes. Saat keluar dari mobil, Wiranto kemudian diserang oleh orang tidak dikenal. Secara tiba-tiba, dia ditusuk. Beberapa saat setelah ditusuk, Wiranto jatuh, nyaris tersungkur. Dia terlihat memegang perut bagian bawah.
Baca Juga: Kisruh di Papua Suarakan Ketidak Adilan, Wiranto: Keadilan Sudah Dilakukan
Menurut keterangan dokter Firmansyah, Direktur RSUD Berkah, Wiranto mengalami dua luka tusukan di perut bawah sebelah kiri.
Dr Yance Tengker, dokter umum di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) dr Oepomo, Surabaya, pada Kamis (10/10/2019) mengatakan bahwa perut menyimpan organ-organ yang vital bagi tubuh.
Penusukan perut bawah sebelah kiri, seperti yang dialami oleh Wiranto, bisa melukai kolon (usus besar) dan saluran berkemih. Bila yang ditusuk perempuan, luka pada lokasi yang sama jug bisa mengenai organ reproduksi juga.
"Semua organ di sekitar perut kalau tertusuk bahaya semua, karena bisa perdarahan di dalam rongga perut dan bisa juga menginfeksi rongga perut yang ujung-ujungnya juga ke arah kematian," ujarnya.
Apalagi bila yang terkena tusukan adalah ginjal atau liver, korban bisa mengalami pendarahan masif di daerah perut. Untuk menolong korban yang terkena luka tusukan, Anda harus segera membawanya ke rumah sakit atau menghubungi nomor telepon darurat 112.
Selagi menunggu atau ketika masih dalam perjalanan, dr Yance menyarankan Anda untuk membebat tekan daerah yang terluka dan sekitarnya. Bila luka tusukan berada di tangan atau kaki, bebat tekan bisa dilakukan di atasnya.
Tujuan bebat tekan adalah untuk mengurangi aliran darah agar pendarahan tidak banyak yang keluar.
Apabila pisau masih menancap, jangan mencabutnya. "Kalau pisaunya masih menancap, itu bisa membantu untuk menekan perdarahan. Kalau seandainya dilepas, takutnya perdarahan malah memancar karena sudah enggak ada yang menahan lagi," katanya.
Baca Juga: Cucu Wiranto Meninggal Karena Tenggelam, Bagaimana Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam?
Lalu, bebat di sekitar pisau secara hati-hati agar tidak menyenggol pisau dan malah memperlebar luka korban. Dokter Yance juga melarang Anda mencuci luka korban, meskipun korban jatuh ke area yang kotor atau berpasir.
Pasalnya, mencuci sendiri luka korban bisa berisiko salah teknik dan memperlama waktu pasien untuk mendapatkan penanganan medis.
"Bawa saja ke rumah sakit secepatnya. Nanti dibersihkan di rumah sakit saja," ujar dr Yance. "Biasanya, kalau luka tembus langsung naik ke meja operasi. (Nanti) dibersihkan sekalian waktu operasi," imbuhnya lagi. (Shierine Wangsa Wibawa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wiranto Ditusuk, Bagaimana Pertolongan Pertama bila Ditusuk?"