Menjadi 'Tawanan' di Penangkaran, Reproduksi Gajah Terhambat

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 15 Oktober 2019 | 15:50 WIB
Gajah Asia. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Gajah mungkin terlihat sebagai hewan kuat, tapi dikurung di penangkaran membuat kemampuan mereka untuk melahirkan anak terhambat. Pada beberapa kasus, dampaknya melekat dan bertahan selama beberapa dekade. 

Diketahui bahwa ada sekitar 16 ribu gajah Asia yang hidup di penangkaran di Myanmar, India dan Thailand. Mereka diambil dari alam liar untuk memenuhi 'fungsi' masing-masing seperti mengangkut batang pohon, atraksi di tempat wisata hingga membantu konservasi dan penelitian. 

Baca Juga: Seekor Penyu Ditemukan Mati dengan Ratusan Plastik di Perutnya

Sekelompok ilmuwan dari University of Sheffield di Inggris menemukan fakta bahwa stres akibat perubahan gaya hidup yang dramatis menurunkan tingat reproduksi gajah Asia betina yang ditangkap dari alam liar dan dimanfaatkan sebagai pengangkut kayu di Myanmar. 

Dari 2.685 gajah yang dipelajari dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B, setengah di antaranya ditangkap dari alam liar, sementara sisanya lahir dan dibesarkan di penangkaran. Kedua kelompok gajah ini kemudian 'bekerja' di lingkungan dan peraturan yang sama dan dimonitor oleh pemerintah setempat. 

Antara 1911 hingga 1982, sekitar 17 ribu gajah liar di Myanmar ditangkap. Praktik tersebut kemudian dilarang pada 1990-an, meski kenyataannya penangkapan gajah masih kerap dilakukan secara ilegal hingga kini. 

"Semua gajah yang ditangkap pasti menjalani 'prosedur penjinakan' pertama yang berlangsung selama 4-12 minggu. Lama waktunya bergantung dengan temperamen masing-masing gajah. Gajah yang lebih tua membutuhkan penjinakkan yang lebih lama dibanding mereka yang ditangkap dari alam liar saat muda," tulis para peneliti dalam studi mereka. 

Gajah-gajah pekerja di Myanmar. (AFP)

Ketika sampai pada usia reproduksi pertama, gajah yang ditangkap dari alam liar memiliki kondisi biologis yang buruk–65 persen lebih kecil kemungkinannya untuk melahirkan.

"Menurut kami, stres yang ditimbulkan dari proses penangkapan dapat memengaruhi kondisi hewan secara negatif. Termasuk kesehatan, interaksi sosial, dan perkembangan janin. Hasil penelitian menunjukkan ada pengurangan besar pada tingkat reproduksi, kata Mirkka Lahdenperä, pemimpin studi ini. 

Baca Juga: Lima Hewan Ini Bisa Membantu Menyembuhkan Penyakit Manusia

Peneliti menyarankan, program konservasi dan penangkaran sebaiknya mempertimbangkan secara mendalam apakah mengambil gajah dari alam liar dapat membantu pelestarian atau justru malah menghambatnya. 

"Meskipun penangkapan kadang-kadang tak terhindarkan (misalnya untuk tujuan konservasi dan penelitian), tapi jika dilakukan dalam skala besar dan secara ilegal, itu dapat memengaruhi nasib gajah di masa depan. Mungkin akan memberikan konsekuensi evolusi yang luas," pungkas peneliti.