Faktor ketiga ialah pengaruh dari arah pola angin yang biasanya membantu potensi pertumbuhan hujan.
Hingga Oktober Dasarian III (10 hari terakhir di bulan Oktober ini) dalam hasil analisis yang dilakukan oleh BMKG, hanya sedikit daerah yang berpotensi adanya pertumbuhan awan hujan karena pola angin.
“Hingga akhir Oktober mendatang, kita sangat perlu mewaspadai cuaca terik matahari yang masih cukup signifikan, karena kurangnya pertumbuhan awan hujan yang masih relatif kecil. Jadi satu minggu ke depan, cuaca cerah tanpa awan masih mendominasi,” tuturnya.
Baca Juga: Semakin Parah, Gelombang Panas di Eropa Tahun Ini Pecahkan Rekor
Bahkan kata Miming, pada bulan November-Desember mendatang meskipun kulminasi matahari di pulau Jawa berkurang, tapi potensi suhu panas masih tinggi. Daerah yang diprediksi akan mengalami fenomena suhu panas maksimum 25-30 Oktober 2019 ialah Sumatera Selatan, Lampung, Pantura Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara suhu udara yang tercatat di atas 38 derajat celcius pada tanggal 23 Oktober 2019 adalah di daerah Ciputat (39,6 derajat celcius), Jatiwangi (38,8 derajat celcius), Ahmad Yani Semarang (38,4 derajat celcius), dan Syamsudin Noor Banjarmasin (38,2 derajat celcius). (Ellyvon Pranita/Kompas.com)