Nationalgeographic.co.id - Kondisi laut semakin mengkhawatirkan dengan banyaknya sampah yang ada di sana. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahkan memprediksi, pada 2050, jumlah sampah plastik di laut akan lebih banyak dibanding biota laut.
Untuk mencegah hal tersebut, Danone-AQUA Indonesia bekerjasama dengan The Ocean Cleanup melakukan riset serta pengumpulan sampah plastik menggunakan Interceptor 001.
Secara singkat, Interceptor 001 ini akan mengambil sampah plastik dari sungai agar itu tidak sampai ke lautan.
"Agar sampah benar-benar hilang dari laut, kita harus membersihkan sampah plastik yang sudah ada di laut. Namun, di saat yang bersamaan, perlu untuk ‘menutup keran’ sampah plastik, yaitu sungai, agar tidak ada lagi aliran sampah yang masuk ke lautan," papar Boyan Slat. Founder dan CEO The Ocean Cleanup.
Baca Juga: Mikroplastik Dalam Tanah Dapat Merusak Kehidupan Cacing Tanah
Senada dengan Boyan, menurut Corine Tap, Direktur Utama PT Tirta Investama (Danone-AQUA), Interceptor 001 tidak hanya dapat mencegah sampah plastik masuk ke laut, tapi juga membantu membersihkan sungai-sungai. Sampah yang berhasil diambil oleh alat tersebut nantinya akan disortir dan didaur ulang.
"Kerjasama dengan The Ocean Cleanup sejalan dengan komitmen kami untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari yang kita produksi. Tahun lalu, kami menjadi pionir dengan meluncurkan gerakan #BijakBerplastik. Gerakan ini juga menjadi wujud nyata upaya kami untuk menumbuhkan budaya daur ulang serta tanggung jawab lingkungan di Indonesia melalui kerjasama dengan mitra dan juga jutaan konsumen kami,” ungkap Corine.
Didukung oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Interceptor 001 saat ini sudah tersedia di drainase Cengkareng (Cengkareng Drain), Pantai Indah Kapuk, untuk mengumpulkan sampah-sampah yang ada di sana.
Ir Suharti M A PhD, Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Kepemukiman Pemprov DKI Jakarta, mengatakan bahwa Jakarta memproduksi 7.700 ton dalam sehari dan sebagian besar berakhir di perairan. Jumlahnya bahkan terus mengalami peningkatan setiap tahun.
“Ada 7.700 ton sampah di Jakarta per hari. Sampah yang sudah mengarah ke laut dan diangkat dari badan air (sungai) jumlahnya mencapai 250 ton. Oleh karena itu, kolaborasi ini penting karena tidak hanya pemerintah yang bisa melakukan tata kelola sampah," katanya.