Nationalgeographic.co.id - Unta sering disebut dengan “kapal gurun”. Menjadi hewan peliharaan lebih dari 3000 tahun yang lalu, hewan ini dapat mengangkut beban sebanyak 90 kilogram setiap hari. Ia pun mampu menempuh jarak puluhan mil.
Bagian tubuh unta didesain untuk bertahan hidup di wilayah gurun–mulai dari kukunya yang terbelah, bulu mata panjang, hingga mulut yang mampu mengunyah kaktus.
Video dari National Geographic menunjukkan bagaimana dua unta peliharaan – bernama Baby dan Nessie – mengunyah kaktus berduri di Tucson, Arizona. Bibir yang keras namun lentur milik hewan ini, bergerak di atas makanan.
Baca Juga: Sekelompok Paus Terlihat Berenang di 'Pulau Sampah' Samudra Pasifik
Anda pasti membayangkan betapa sulitnya mengunyah kaktus dengan duri sepanjang enam inci, namun, bagian dalam mulut unta, dipagari dengan struktur berbentuk kerucut bernama papila. Ia dapat ditemukan di bagian dalam mulut, pipi, dan lidah beberapa spesies. Papila memanipulasi makanan agar mengalir ke satu arah (umumnya ke arah perut).
Papila sehat
Alex Warnock, pemilik unta di video tersebut, mengatakan, hewan ini memiliki langit-langit mulut yang keras. Gigi mereka menggiling makanan di balik langit-langit keras itu. “Semacam lumpang dan alu,” ujarnya.
Putaran kunyahan unta membagi tekanan dari kaktus ke papila. Selanjutnya, papila menggeser duri-duri kaktus secara vertikal ke bawah tenggorok. Dengan cara ini, ujung kaktus yang tajam tidak menusuk unta saat ia menelannya.
Papila unta mengandung keratin, material sama yang terdapat pada kuku jari tangan kita. Menurut Luis Padilla, direktur kesehatan hewan di Kebun Binatang Saint Louis, strukturnya terasa seperti plastik. Papila yang sehat akan melindungi pipi dan mulut dari goresan dan luka. Sementara, papila tumpul menjadi penanda adanya penyakit.
Meskipun unta dapat memakan kaktus, namun mengunyah tumbuhan tajam terlalu sering juga bisa melukai mereka. Unta sering menahan rasa sakit dan tidak nyaman dari duri kaktus agar bisa menikmati bagian hijaunya yang segar.
Baca Juga: Mengenal Eulophia Lagaligo, Spesies Anggrek Terbaru dari Sulawesi