Sebabkan Stres dan Terus Berubah, Fakta-fakta Kerangka Manusia

By National Geographic Indonesia, Kamis, 14 November 2019 | 16:16 WIB
Kerangka manusia. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Tulang itu mengagumkan. Orang kadang tidak tahu tulang itu jaringan hidup. Sudah banyak diketahui bahwa tulang memiliki kemampuan memperbaiki diri setelah patah atau retak. Namun tulang juga terus luruh dan dibentuk ulang sebagai respons aktivitas sehari-hari; ini adalah proses yang kita sebut remodelling

Berikut beberapa fakta lain tentang tulang rangka.

1. Tidak semua orang punya 206 tulang

Buku sekolah mengajarkan ada 206 tulang dalam kerangka manusia. Tapi bayi lahir dengan lebih dari 300 tulang, yang terbuat dari tulang rawan, yang kemudian mengalami proses mineralisasi pada tahun-tahun usia pertama, dan beberapa tulang kemudian menyatu.

Beberapa orang terlahir dengan tulang tambahan, misalnya sepasang tulang rusuk ke-13 atau jari tambahan. Ada orang yang memiliki tambahan tulang selama hidupnya. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa fabella, sebuah tulang kecil berbentuk kacang merah yang ada di belakang lutut kini semakin banyak ditemui seiring membaiknya nutrisi dan bertambahnya berat badan manusia.

2. Tinggi kerangka manusia terus berubah

Perubahan tinggi badan pada tahun pertama seorang anak adalah yang paling cepat. Kita mencapai tinggi badan dewasa saat pertengahan atau akhir masa remaja. Namun, walaupun tulang kita berhenti tumbuh, tinggi badan kita masih bisa berubah.

Di persendian (tempat dua tulang bertemu), ada lapisan tulang rawan yang menyelimuti tulang. Tulang rawan adalah lapisan jaringan seperti karet yang terdiri atas air, kolagen, proteoglikan, dan sel-sel. Sepanjang hari, tulang rawan, terutama di tulang belakang, tertekan karena gravitasi. Ini berarti saat kita mau tidur, tinggi badan kita berkurang. Namun, setelah berbaring selama beberapa waktu, tulang rawan akan kembali ke ukuran semula. Ketiadaan gravitasi di luar angkasa memiliki pengaruh sebaliknya pada astronot; mereka bertambah tinggi 3% setelah berada di luar angkasa.

Dan tidak hanya tulang rawan – tulang juga bertambah pendek akibat benturan. Penelitian telah menemukan bahwa ketika kita berlari, tibia (tulang kering) memendek sementara sekitar satu milimeter.

3. Hanya ada satu tulang yang tidak terhubung dengan tulang lain

Tidak semua tulang dalam tubuh terhubung satu sama lain. Tulang hyoid adalah satu-satunya yang tidak menempel pada tulang lain.

Tulang hyoid ini berbentuk U, berada di dasar lidah dan ditopang otot dan ligamen di bawah pada dasar tengkorak dan di atas pada tulang rahang. Tulang ini memungkinkan manusia (dan nenek moyang Neanderthal kita) untuk berbicara, bernapas, dan menelan.

Tulang hyoid sangat jarang ditemukan patah, dan bila ditemukan retakan pada tulang hyoid saat otopsi, itu menjadi indikasi pencekikan atau penggantungan leher.

4. Sumsum tulang bukan sekadar pengisi ruang

Tulang yang panjang, seperti tulang paha, diisi oleh sumsum tulang yand terdiri atas sel-sel lemak, darah, dan imun. Pada anak-anak, sumsum tulang berwarna merah, menunjukkan perannya dalam pembuatan sel darah. Pada dewasa, sumsum tulang berwarna kuning dan mengandung 10% dari seluruh lemak dalam tubuh orang dewasa. Dulu, sel lemak sumsum tulang dianggap sekadar sebuah pengisi ruang, namun ilmuwan kini mempelajari bahwa lemak dalam tulang memiliki peran penting dalam fungsi metabolisme dan endokrin.

5. Tulang paling kecil ada di telinga

Tulang terkecil dalam tubuh manusia adalah malleus (palu), incus (landasan), dan stapes (sanggurdi). Tulang-tulang ini dikenal sebagai ossicles (bahasa Latin, artinya tulang-tulang kecil) dan berfungsi menyalurkan getaran suara di udara ke cairan di telinga bagian dalam. Bukan hanya tulang terkecil, tapi tulang-tulang ini juga satu-satunya yang tidak berubah bentuk setelah usia satu tahun. Ini penting karena perubahan bentuk dapat mempengaruhi pendengaran.