Sebabkan Stres dan Terus Berubah, Fakta-fakta Kerangka Manusia

By National Geographic Indonesia, Kamis, 14 November 2019 | 16:16 WIB
Kerangka manusia. (Thinkstock)

Tulang-tulang ini juga penting dalam kasus arkeologi dan forensik. Tulang-tulang ini terbentuk saat kita berada di dalam janin, sehingga analisis isotop dapat menyediakan informasi soal pola makan dan kesehatan ibu dalam identifikasi kerangka dewasa.

6. Tulang dapat menyebabkan stres

Di dalam tubuh manusia, sistem saraf simpatik adalah mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempersiapkan diri menghadapi aktivitas intensif. Ini sering disebut sebagai respons lawan-atau-lari dan berhubungan dengan pelepasan hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap situasi yang menyebabkan stres. Tapi baru-baru ini, peneliti mengindentifikasi osteocalcin, sebuah hormon yang dikeluarkan oleh sel-sel pembentuk tulang, sebagai pemeran penting dalam respon terhadap stres.

Tikus yang dibiakkan tanpa kemampuan menghasilkan osteocalcin tidak memiliki respons lawan-atau-lari dalam situasi penuh tekanan dibanding tikus normal. Para peneliti juga memeriksa kadar osteocalcin pada manusia; kadar ini ditemukan meningkat dalam darah dan urin setelah peserta penelitian dihadapkan pada stres. Akhirnya, ditemukan bahwa osteocalcin menghentikan mekanisme sistem saraf parasimpatik istirahat-dan-mencerna, sehingga memungkinkan aktivasi respon lawan-atau-lari.

Karena kita telah tahu lama bahwa fungsi jasmani kerangka adalah untuk melindungi tubuh–misalnya, tulang rusuk melindungi organ-organ paling penting–maka tidak mengejutkan bila tulang juga memiliki fungsi fisiologis untuk menjaga kita tetap aman.

Penulis: Adam Taylor, Professor and Director of the Clinical Anatomy Learning Centre, Lancaster University dan Rebecca Shepherd, PhD Candidate, Lancaster University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.