Penulis: Yusuf Wahil
Nationalgeographic.co.id - Berada paling utara di Pulau Sulawesi, berbatasan langsung dengan Pulau Mindano, Filipina. Puskesmas Marore yang secara administrasi masuk ke wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Sangihe memiliki 15 kecamatan dengan 17 puskesmas. Hanya Puskesmas Marore yang berkesempatan memiliki jaringan Wifi Nusantara dari BAKTI, sejak 2017.
Baca Juga: Akses Teknologi Demi Pendidikan dan Kesehatan di Natuna
Terdapat dua puskesmas yang memakai sistem rujukan daring, yaitu Puskesmas Tahuna Timur di Kelurahan Tona I dan Puskesmas Manganitu di Desa Mala. Keduanya belum memakai fasilitas Wifi Nusantara, melainkan masih memakai Wifi operator swasta.
Selain rujukan daring, semua puskesmas juga sudah memakai aplikasi Primary Care (PCare) dari BPJS. Namun, kendala yang dialami setiap puskesmas adalah saat pengimputan data dalam jaringan internet.
Walaupun sudah terdapat jaringan seluler dan wifi di Puskesmas Marore, jaringan itu hanya bisa digunakan untuk telepon dan aplikasi pesan. Untuk rujukan daring, mereka memakai rujukan luring atau manual.
Kepala BPJS Kabupaten Kepualaun Sangihe, Reegen Polii, saat dikonfirmasi via telepon, mengatakan kendalanya pada jaringan internet yang susah diakses. "Kendalanya pada jaringan internet, kecepatan dan kemampuan jaringan di tiap puskesmas itu lambat, bahkan ada yang tidak bisa di akses."
Padahal, menurutnya, aplikasi milik BPJS itu sejatinya mudah dioperasikan. "Sebenarnya aplikasi itu ringan, bisa diakses menggunakan android, saat ini yang memakai aplikasi PCare dan rujukan daring itu di Puskesmas Tona dan Puskesmas Manganitu," tambahnya.
Di Puskesmas Tona, saya bertemu dengan petugas atau operator PCare dan rujukan daring, Nelda Riska Mansauda (27). Sebagai perawat yang bertugas menginput data pasien, ia kerap terkendala dengan jaringan internet untuk membuka aplikasi Pcare maupun saat membuat rujukan daring.