Menyigi Pesisir Utara Jawa

By Zulkifli, Rabu, 27 November 2019 | 17:35 WIB
Lawang Sewu, bangunan yang menjadi kantor para pegawai Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). (Zulkifli)

Stasiun Cirebon Kejaksan yang tampak memesona ketika pagi tiba. Pada 1911, peletakan batu pertama stasiun ini menandai pembangunan jalur kereta Cirebon-Karawang-Bekasi-Batavia. (Zulkifli/National Geographic Indonesia)

Barang-barang bekas menumpuk di kiri kanan ruas jalan di belakang Gedung Bat. Dari lemari kayu, sofa, gelas, hingga baju bekas pakai mengisi etalase-etalase terbuka di sepanjang jalan ini. “Ini usaha keluarga saya. Udah jalan 20 tahun lebih,” kata Adi Putra di depan lapaknya.

Barang loakan di sepanjang jalan ini berasal dari barang bekas milik kafe-kafe yang bangkrut dan barang rumahan yang ditinggalkan pemiliknya pindah keluar Cirebon. Ruas jalan di antara Jalan Talang dan Jalan Kebumen ini hanya berjarak empat menit saja dari Muara Jati di mana kapal-kapal niaga bangsa asing kerap hilir mudik berabad lampau. Namun, masa jaya maritim itu tak tampak berbekas di sini.

Para pekerja sedang menurunkan bahan bangunan untuk renovasi Stasiun Pekalongan. (Zulkifli)

Jalan Raya Pos dibangun oleh Daendels di sepanjang pesisir utara Jawa. Panjangnya kurang lebih seribu kilometer. Tumbuh kembangnya kawasan pesisir utara Jawa tak pelak juga dipicu oleh adanya jalan ini. Namun, jalan ini menyimpan banyak cerita kelam. “Tak terbilang lagi banyaknya pekerja yang mati, juga karena malaria, juga karena kelaparan, juga karena kelelahan,” tulis Pramoedya Ananta Toer mengisahkan bagaimana De Groote Postweg –Jalan Raya Pos dikerjakan dalam bukunya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels.

Jalan Raya Pos yang membentang dari Anyer sampai ke Panurukan juga melintas di Pekalongan. Dalam hitungan Daendels, Kota Batik ini adalah titik tengah dari jalan yang ia buat itu. Oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda itu, tugu Mylpaal –titik nol didirikan di sebelah selatan Lapangan Jetayu Pekalongan. Pagi ini, tepat di seberang Lapangan Jetayu, beberapa murid SD terlihat mengantri masuk ke Museum Batik Pekalongan.

Bangunan Lapas IIA Pekalongan. Di lapas ini Ki Hajar Dewantara dan Haji Misbach pernah ditahan. (Zulkifli)

Pekalongan memang identik dengan batik. Sebab itu saya tak heran Soleh Solihun acap melantunkan lirik “Kota batik di Pekalongan, bukan Jogja e bukan Solo” dari lagunya Slank selama berada di kota ini. Tapi, kerajinan tangan itu sekarang sedang mengalami masa sulit. “Dulu kendaraan-kendaraan yang melintasi Pantura sering berhenti berbelanja di gerai-gerai batik yang ada di sepanjang jalan,” ujar Yunan Helmi Tafthazani kepada saya di beranda rumahnya. Sejak Tol Trans Jawa melintas di sini, lanjut pria berusia 41 tahun ini, omset penjualan batik menurun. Keluhan Helmi ini mengingatkan saya pada perkataan Didi beberapa hari lalu. “Pembangunan kadang memberikan kesulitan pada masyarakatnya sendiri”.

Kami singgah di Strafgevangenis, kini Lapas Kelas II A Pekalongan. Gedung bermenara kembar ini mulai digunakan pada 1913. 

Inilah salah satu perziarahan bagi jurnalis Indonesia. Jurnalis bumiputra pertama yang mendekam di Strafgevangenis Pekalongan adalah Raden Mas Soewardi Soerianingrat. Dia dipenjara karena artikelnya yang mengkritik pemerintah Hindia Belanda. Ningrat asal Yogyakarta itu bebas pada 27 September 1921.Dia kelak lebih suka disapa dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Bapak Pendidikan Nasional kita! Namanya dikenang untuk seruas jalan di Pekalongan. Namun, di kota kelahirannya sendiri, Kota Yogyakarta, tak seruas jalan pun yang mengabadikan namanya.

Kubah Gereja Blenduk terlihat dari jendela lantai dua Gedung Spiegel Semarang. (Zulkifli)

“Cetak biru jalur kereta api di Indonesia dipicu oleh Jalan Raya Pos yang dibuat oleh Daendels,” tulis Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa Silang Budaya : Batas-Batas Pembaratan. Rencana itu telah muncul sejak 1840, namun baru bertahun-tahun kemudian jalur sepur pertama diresmikan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), perusahaan kereta api swasta Belanda. Semarang adalah kota di mana kereta api terdengar melaju untuk pertama kali. Trayeknya dari Stasiun Samarang ke Stasiun Tanggoeng.