Lapisan Es Semakin Hilang, 61 Beruang Kutub Mencari Makan Hingga ke Desa

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 20 Desember 2019 | 10:52 WIB
Beruang kutub mencari makan di desa Ryrkaypiy, Rusia. (WWF Rusia)

Nationalgeographic.co.id - Pada tahun 1980-an, Laut Chuckchi di Arktika akan sangat membeku di awal Desember. Namun, waktu dan iklim kini telah berubah. 

Pihak berwenang di desa Ryrkaypiy, yang terletak di pantai timur Rusia dan berbatasan dengan Laut Chukchi, mengatakan bahwa mereka menemukan 61 beruang kutub yang berkeliaran di permukiman warga. Sebenarnya, sangat aneh melihat hewan tersebut di sana, tapi tampaknya beruang kutub juga tidak memiliki pilihan.

Baca Juga: Dibanding Tahun 1990-an, Kini Greenland Kehilangan Esnya Tujuh Kali Lebih Cepat

Beruang kutub memerlukan lapisan es untuk memburu anjing laut yang menjadi makanannya. Namun, lapisan es di Laut Chuckchi sudah sangat berkurang dan hampir hilang. 

"Inilah yang akan terjadi jika jumlah lapisan es semakin menurun," kata Geoff York, direktur konservasi dari Polar Bears International sekaligus mantan ahli biologi di U.S Geological Survey's Polar Bear Project.

"Di Ryrkaypiy biasanya hanya ada satu atau dua beruang kutub yang berkeliaran. Warga tidak terbiasa melihat 50-60 ekor dalam satu waktu," imbuhnya.

York menjelaskan, beruang kutub kerap berakhir di Ryrkaypiy setelah berjalan jauh mencari lapisan es dan makanan.

Beruang kutub kesulitan mencari makanan karena lapisan es yang semakin menghilang. (WWF Rusia)

Kini, mereka telah menemukan alasan untuk tetap berada di sana. Warga desa biasanya membersihkan dan mengumpulkan bangkai walrus di satu area. Beruang kutub, dengan indra penciumannya yang menakjubkan, akhirnya menemukan tumpukan walrus di desa tersebut. 

Kabar buruknya, beberapa beruang kutub yang masih muda dan tidak cukup dominan untuk mendapatkan anjing laut di wilayah asalnya, nantinya akan sering datang ke Ryrkaypiy untuk mencari makanan--meningkatkan potensi konflik manusia dan hewan. 

"Ini bukan situasi yang ideal bagi beruang kutub, juga untuk manusia," kata Melanie Lancaster, spesialis spesies Arktika di World Wildlife Fund (WWF). 

"Warga Ryrkaypiy menunggu beruang-beruang ini segera pergi. Namun, kondisinya juga tidak memungkinkan bagi beruang kutub. Sampai kapan mereka harus menunggu lapisan es membeku lagi? Dan apa yang harus mereka lakukan jika bangkai walrus di Ryrkaypiy sudah habis?" paparnya. 

Beberapa laut di sekitar Arktika, seperti Chuckchi, telah mengalami penurunan jumlah lapisan es secara drastis. Dari pengamatan satelit selama 40 tahun, diketahui bahwa lapisan es di Chuckchi pada November lalu merupakan yang terendah dalam sejarah. 

Menurut Rick Thoman, ilmuwan iklim asal Alaska, pada 1980-an, Chuckchi justru memiliki lebih banyak es dibanding perairan terbuka. "Sekarang, kondisi penuh es mungkin hanya bertahan selama empat bulan," ujarnya. 

Baca Juga: Pinus Heldreich, Pohon Tertua di Pedalaman Eropa Berusia 1230 Tahun

Akibat suhu Bumi yang menghangat, para ilmuwan Arktika memperkirakan, lapisan es akan terus mencair. Artinya, beruang kutub akan sering menghabiskan waktu di daratan untuk mencari makanan. 

Namun, nasib mereka mungkin tidak selalu beruntung seperti menemukan setumpuk walrus di Ryrkaypiy. Tanpa lapisan es, beruang kutub mungkin sulit mendapatkan makanan. Membuat mereka semakin kurus, tidak bisa bereproduksi dengan baik dan akhirnya terjadi penurunan populasi atau punah.