Para Ilmuwan Temukan Planet Seringan Permen Kapas

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 23 Desember 2019 | 11:53 WIB
Ilustrasi sistem bintang Kepler 51. (University of Colorado)

Nationalgeographic.co.id - Tidak ada planet di Tata Surya kita yang benar-benar sama. Meski begitu, para peneliti mengelompokkan mereka ke dalam planet berbatu (Bumi, Venus, Merkurius, Mars); planet gas (Saturnus dan Jupiter); planet es raksasa (Neptunus dan Uranus); serta planet kerdil (Pluto dan Ceres). 

Kini, para ilmuwan menemukan jenis planet baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Yakni, planet yang sangat 'lembut' dan 'ringan'. Dari semua eksoplanet, menurut peneliti, setidaknya ada beberapa--kurang dari 15--yang memiliki tekstur tersebut. 

Baca Juga: Benarkah Meteorit Raksasa Pernah Menghantam Bumi 12 Ribu Tahun Lalu?

Tiga planet muda yang mengorbit bintang Kepler 51 dengan jarak 2.600 tahun cahaya diketahui memiliki ukuran seperti Jupiter, tapi massa-nya hanya 1% dari planet terbesar tersebut. 

Dengan kata lain, kepadatan tiga planet itu sangat rendah. Dan faktanya, mereka merupakan planet paling gembung dan terlembut yang pernah ada--kepadatannya bahkan lebih rendah dari 0,1 gram per sentimeter kubik. 

Dalam siaran persnya, para ilmuwan mengatakan, tekstur planet ini mirip seperti permen kapas. 

"Ini merupakan contoh nyata dari betapa menakjubkannya eksoplanet secara umum," ungkap Zachory Berta-Thompson, peneliti eksoplanet dari University of Colorado Boulder (UC Boulder). 

Perbandingan tekstur planet di Kepler 51 dengan Tata Surya. (NASA/ESA/L. Hustak/J. Olmsted)

Tiga planet tersebut sebenarnya ditemukan pada 2012, tetapi baru pada 2014 lah, rendahnya kepadatan mereka diketahui.

Para peneliti menggunakan simulasi komputer untuk melihat kondisi atmosfer seperti apa yang bisa menghasilkan planet seperti kepulan yang sangat rendah kepadatannya. Hasilnya menunjukkan bahwa itu merupakan campuran hidrogen dan helium dengan lapisan metana di ketinggian. 

Baca Juga: Upaya Para Peneliti Mengukur Galaksi Bima Sakti yang Menjadi Tempat Tinggal Kita

Karena planet tersebut masih sangat muda, diperkirakan kondisi 'permen kapas' bisa jadi merupakan tahap sementara dalam perkembangan mereka.

"Faktanya kita melihat mereka dalam tahap perkembangan. Ini langka karena kita jarang mendapat kesempatan untuk mengamati planet," kata Berta-Thompson.