Tak Selalu Sukses, Berikut 7 Misi Luar Angkasa yang Alami Kegagalan

By National Geographic Indonesia, Jumat, 27 Desember 2019 | 14:08 WIB
Ilustrasi roket yang gagal meluncur ke luar angkasa. (Masanori Takei/AP)

Perusahaan Prancis Arianespace mengalami anomali besar pada bulan Juli. Saat itu, roket Vega-nya akan membawa satelit FalconEye1 Uni Emirat Arab. Namun, gagal membuat roket atau satelit itu dengan aman ke luar angkasa.

Pada bulan September, Badan Antariksa Eropa mengungkapkan kegagalan tersebut disebabkan oleh motor Z23 yang berfungsi untuk menggerakkan roket pada tahap kedua. "Komisi mengidentifikasi penyebab anomali yang paling mungkin sebagai kegagalan termo-struktural di daerah kubah depan motor Z23," tulis ESA dalam sebuah pernyataan.

Agensi menambahkan, Vega kemungkinan besar akan kembali ke penerbangan pada tahun 2020 setelah tindakan korektif diambil agar tidak mengulangi kegagalan lagi.

7. Kegagalan roket dan satelit China

Bangsa China memiliki akhir yang luar biasa produktif pada 2019. China meluncurkan dua roket dalam tiga jam dari lokasi peluncuran yang berbeda dan dua roket dalam enam jam dari area peluncuran yang sama. Namun, terdapat beberapa kesalahan dalam perjalanan.

Baca Juga: Enam Mitos dan Teori Konspirasi Bulan yang Berkembang di Masyarakat

Perusahaan swasta China, OneSpace mengalami kegagalan peluncuran pada Maret 2019 yang kemudian dikaitkan dengan masalah giroskop. Selain itu, pada bulan Mei, roket Long March 4C dari pemerintah Cina juga gagal ketika peluncuran karena terdapat masalah dengan tahap ketiga roket.

Peluncuran roket Long March 3B bulan Agustus tampaknya berjalan baik pada awalnya, tetapi kemudian muatan utamanya - satelit Chinasat 18 - gagal berkomunikasi dengan Bumi.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Kegagalan dalam Penerbangan Luar Angkasa". Penulis: Amalia Zhahrina.