Jika Perang Nuklir Terjadi, Ini yang Bisa Dilakukan untuk Bertahan Hidup

By National Geographic Indonesia, Senin, 6 Januari 2020 | 11:05 WIB
Ilustrasi Ledakan Nuklir (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id - Tewasnya perwira tinggi militer Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, akibat serangan udara yang diluncurkan Amerika Serikat pada Jumat (3/1), berdampak pada perjanjian nuklir 2015.

Iran menyatakan bahwa mereka resmi melanggar kesepakatan tersebut dan tidak lagi mematuhi batasan pengayaan uranum yang diatur dalam perjanjian nuklir 2015. Dengan kata lain, Iran akan kembali melanjutkan program nuklirnya.

Sebagai buntut dari hal ini, pembicaraan mengenai senjata nuklir pun otomatis ikut terangkat. Tidak heran bila kemudian juga berimbas pada pembahasan mengenai perang nuklir. Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika hal tersebut terjadi?

Mengungsi ke tempat terbaik

Belajar dari perang-perang yang terjadi sebelumnya, hindari beberapa tempat strategis seperti pangkalan militer, pusat-pusat kekuasaan dan politik, fasilitas industri strategis, dan tempat-tempat keramaian lainnya.

Oleh karena itu, pergilah menuju daerah seperti pedesaan yang tidak menjadi area strategis. Berlindung sebaik mungkin.

Baca Juga: Alexithymia, Kondisi yang Membuat Seseorang Sulit Mengenali dan Menyampaikan Emosi

Namun sebelum Anda berhasil menuju tempat tersebut, pertimbangkan juga cara yang akan digunakan menuju tempat tersebut. Bila memungkinkan menggunakan kendaraan, pastikan Anda memiliki pasokan bahan bakar yang cukup. Atau pertimbangkan juga jalur yang Anda pilih, untuk menghindari kepadatan lalu-lintas yang terjadi.

Buat ruangan khusus

Bila tidak memungkinkan untuk pergi ke tempat yang jauh, yang aman dari serangan, cara terbaik hanyalah dengan berlindung sebaik mungkin di dalam rumah. Caranya adalah dengan mempersiapkan ruangan perlindungan.

Ruangan dengan dinding tebal di dalam tanah mungkin menjadi pilihan yang paling tepat. Namun sistem sirkulasi udara lah yang juga harus diperhatikan dengan lebih baik, mengingat udara bisa saja terkontaminasi radiasi.

Menurut beberapa laporan, dampak paling kuat atas radiasi nuklir adalah 48 jam setelah ledakan.

Walaupun ketika sebuah rudal nuklir jatuh di atasnya, sebuah bunker juga mungkin tidak dapat bertahan dengan baik. Namun bukan berarti cara ini tidak baik untuk dilakukan. Bagaimana pun juga berbagai peluang tetap baik untuk dilakukan.

Ilustrasi bunker sederhana. (Shenki/Getty Images/iStockphoto)

Pastikan pesediaan air aman

Ketika kita sudah mendapatkan tempat terbaik untuk bertahan. Jangan lupakan juga untuk mempersiapkan pasokan air minum selama bertahan hidup. Hal ini sangat penting bagi manusia, karena manusia hanya bisa bertahan selama tiga hari tanpa air.

Bila sebuah rudal nuklir meledak dan membawa dampak radiasi. Air yang ada di alam sangat mungkin tercemar. Oleh sebab itu persediaan air yang didapat sebelum terjadinya perang nuklir adalah jalan terbaik.

Cadangan makanan

Cadangan air memang sangat penting, tapi cadangan makanan juga tak kalah penting. Makanan kaleng dan kemasan mungkin bisa menjadi pilihan, terlebih jika kita tidak bisa meninggalkan rumah.

Pertimbangkan juga soal cadangan listrik yang akan mati sehingga kita harus pintar-pintar memilih makanan.

Makanan berprotein tinggi, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian atau minuman manis bisa menyelamatkan kita dari kekurangan energi.

Alat komunikasi

Komunikasi adalah hal yang penting selama kita mengurung diri dan berlindung selama pecah perang. Kita tidak akan tahu apakah sebuah serangan sudah berhenti atau bagaimana dampak dari serangan yang ada bila tanpa adanya komunikasi.

Oleh sebab itu alat komunikasi adalah hal yang penting. Namun memilih alat komunikasi adalah tugas berikutnya. Radio yang tidak memerlukan listrik atau yang hanya menggunakan baterai bisa menjadi alat pencari informasi terbaik.

Walaupun pemancar-pemancar radio bisa saja terdampak, tetapi berbagai lembaga masih bisa menggunakan banyak cara untuk menyampaikan informasi. Terutama melalui gelombang radio.

Pahami dasar-dasar P3K

Memahami dasar-dasar pertolongan pertama—seperti mengobati luka kecil—bisa menyelematkan hidup Anda. Berkaca pada kasus Hiroshima 1945, luka kecil yang tidak diobati bahkan bisa menyebabkan kematian karena adanya infeksi pada luka.

Lengkapi juga perbekalan Anda dengan berbagai jenis obat.

Baca Juga: Foto-foto Ini Ungkap Kehidupan Hikikomori yang Terisolasi di Jepang

Higienis

Jangan remehkan pentingnya kebersihan. Selain memberi dampak langsung, nuklir juga memberi dampak tidak langsung, seperti kolera dan tipus. Perangkat kebersihan yang harus kita siapkan paling tidak meliputi sabun dan pembersih tangan.

Jika ada korban meninggal, mereka harus dikubur dengan tanda khusus untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.